Monday, August 12, 2013

Cinta berbisik

Haruskah cinta berbisik..
Tuk mengerti kehadirannya di hati..?
Haruskah cinta berteriak..
Tuk buatku tersadar adanya dia...?
Tak perlu berkata, cinta terjalin..
Dari tubuh yang berbahasa, munculah dia..
Perbuatan ialah kunci cinta berkata..
Karena tak perlulah kata tuk ungkapkan cinta..
Mulut memang semanis madu..
Namun mudah terpaku di alam perbuatannya..
Karena bibir tak sejalan dengan raga..
Kapankah cinta mengalir bila tiada lakuannya...??
Sejatinya sang bisupun bisa ungkapkan cinta..
Karna tak perlu kalimat indah tuk pancarkannya..
Hanya ketulusan yang buatnya bertaburan....
Dan panenannya adalah bahagia nyatanyacinta..

kutak bisa lupakanmu

Oh...kenangan bersamamu begitu indah..
Dan aku slalu ingat saat-saat itu..
Saat-saat di mana kita bersama..
Menjalin kasih sayang di stiap waktu..
Kau katakan bahwa kau cinta..
Dan aku pun ungkapkan sayangku padamu..
Tak seberapa semua terlewat begitu saja..
Serasa dunia yang indah milik kita berdua..
Sekarang semua tlah berubah..
Saat-saat itu telah berlalu..
Kau tlah merobek semua kenangan kita..
Kenangan itu, serasa menjadi duri dalam daging..
Kau berlari dari nyataku..
Dan inginkan sempurna cinta dari yang lain..
Aku merana dan aku kecewa...
Hidup pahit dalam kenyataan derita..
Apapun jua luka yang kau beri..
Tak mampu merubah rasaku padamu..
Sungguh kuakui dalam hati kecilku..
Kutak bisa melupakan dirimu..
Andaikan kau tau kumasih harapkanmu..
Kupasti takkan terbaring dalam dera ini..
Sampai kau menerima aku kembali..
Kesengajaan derita ini akan kulepaskan...

Cukup satu cinta

Hey manusia...
Tak cukupkah satu di hatimu??
Tamakkah dirimu tuk milikki yang lain..
Bagaikan binatang yang tak berhati..
Kau rebut semua dengan keganasanmu..
Apakah artinya satu cinta..
Bila kau tak puas dengan satu saja..
Tak pikirkah engkau pada perasaannya..
Harap tuk mencintainya tulus..
Setulus putihnya bulu domba di padang..
Hentikanlah nafsumu itu wahai teman..
Lihatlah berjuta air mata tlah jatuh..
Jika kau menduakan cintamu yang ada..
Sejatinya bahagia cukup satu berkelip..
Relakanlah satu pergi tuk yang lain..
Karena Tuhan tlah ciptakan satu saja..
Satu cinta untuk kau bahagiakan..
Dan kau usahakan tuk slalu tersenyum..
Setialah walaupun dia tak setia..
Karena satu cinta gagal,yang lain tersedia..

Ku selalu ada untukmu

Saat bintang mulai bersinar..
Saatnya sang peraduan tersingkap..
Langit nan biru menjadi gelap kelabu..
Dan kelam bagaikan hamparan permadami..
Di sanalah mutiara langit bertaburan..
Bersama sang rembulan yang bertahta..
Sendiri dalam kelana malam..
Seraya syahdu bila senyap terasa..
Kalbu yang terkikis oleh kesejukan..
Dibalut kelegaan saat dingin malam menusuk..
Karna cinta yang terdiam dalam hati..
Menikmati setiap sudut malam yang tenang..
Saat cinta menyapa dari bisikannya..
Dengarkanlah sgala rasa berdendang..
Menggenggam erat jemarimu yang halus..
Slalu terngiang kata "Ku selalu ada untukmu"...
Meski sepi merona, namun cinta membahana..
Oh malam yang syahdu, rindupun berkelana...
Cukuplah lelah karena kesepian..
Namun keramaian malam menjaga riuhnya hatimu..
Rasakanlah sang Bayu yang pelan membelai..
Membawa syair puisi malam yang dilantunkannya..
Indah seindah lautan yang diterpa surya terbenam..
Biduknya berlayar tuk gapai engkau dalamcinta..

Hilang dalam tumpukan

Menapak sepi bersama kuda putihku..
Terbawa gersangnya gurun perkelanaan..
Yang buatku terseret dalam badai topannya..
Kutlah buta dan hilang dalam tumpukan...
Hidup matiku seakan tlah hilang di hati..
Kucoba terus menunggangi pelana..
Namun ketika lubang dunia terpampang..
Sering kali kujatuh terperosok di dalamnya..
Gelap gulita dalam siksaan kesendirian..
Hingga lubangnya tak berikan sedikitpun sinar..
Kuterus mencari dan mencari..
Meskipun jatuh bangun aku melintas..
Tak urungku jauh dari cinta yang terbawa..
Kuingin berikan tahta itu pada dia...
Dia yang nantinya sungguh temani sepi sedihku..
Dan pabila nyata dia tlah kutemukan..
Perahuku tlah berlabuh menetap di tepinya..
Kukan slalu bersamanya dalam suka dan duka..
Sampai dunia sempurna kuciptakan untuknya...
Slamanya kukan mati dalam senyum kebahagiaan..

Cinta yang terpendam

Urungku niatkan jiwa dan raga..
Tuk dekati dia..pujaan cempaka..
Yang namanya slalu terngiang..
Hari-hari tak lewat tanpanya..
Karna senyumnya yang menyapa..
Jantungku bergetar tuk menatap..
Oh andaikan dia tau sisi hatiku..
Tak perluku pendam rasa ini di dada..
Karna sakitnya peluh ini kutahan...
Bagai merobek setiap sisi hatiku..
Kapankah kudapat menggapai engkau..
Tuk jadi separuh nafas dalam hidupku..
Dan ketika kau tau apa yang tersimpan...
Mohonku tuk jangan kau buang semua..
Kuingin kesempatan tuk mencintaimu..
Memilikimu dan menjagamu di stiap waktu..
Agar kau sungguh mengetahui semuanya..
Bahwaku sungguh cinta dan sayang padamu..

Cinta yang kandas

Hidup menanti bagaikan padang di gurun gersang..
Kuberkeluh kesah dalam arah fana yang buta..
Mencari dan meraba-raba ke mana arah sang bayu..
Sampai tiba bangkaiku ditemukan nazar dalam kelayuan...
Penantianku bagaikan karang yang tak gentar..
Menanti di atas dasar lautan yang terjal..
Dan menukik tampian ombak yang menabrak tak henti...
Sesak dan tersakiti dalam arah yang tak pasti..
Mengapa kau di sana tak perdulikan aku..
Bagaikan sarang yang tlah lama tertinggal..
Lumut berpijar karna bertahun dalam penantian..
Akhirnya sirna dalam perginya engkau di seberang sana..
Percuma saja air mata menetes bagi dirimu..
Kata-kata cinta dan janji yang tlah kita ikat..
Kau renggangkan dan campakkan semua mimpi dalam api...
Kesudahan dalam bercak darah jantungku terguris lagi..
Bukan ku lah yang dustai cinta kita berdua..
Karna tak urung kau cibirkan tuk lupakan dikau..
Meskipun jarak yang terpisah tak jadi penghalang cinta kita.
Dirimu tlah putuskan semua... dan aku merana....
Merajut hari dalam kesendirian..
Menari bersama harapan, cinta dan kesepian...
Tersenyum dalam kebimbangan meski hatitak merasa..
Kutetap tegar... meski kau tak lagi bersamaku di sisi...

Harapanku

Di sini aku masih sendiri..
Merenungi hari-hari dalam sepi..
Aku tanpamu...slalu masih tanpamu...
Pabila esok hari kembali datang...
Kumencoba untuk hadapi semua ini..
Meski tanpamu lagi... meski tiada dikau...
Pabila kudapatkan sebutir bintang nan berpijar...
Mentari yang cerah menemani daku di sini...
Kukan slalu tertawa, menangis dan mampu merenungi...
Dalam peraduan jiwa aku bertahan.....
Oh...suaraku... dengarkanlah...
Apa kabar kekasihku di sana...
Pujaan hati yang tlah lama pergi...
Yang slalu kutunggu di sini...
Dan slalu berharap di dalam hati ini...
Oh... suaraku... dengarkanlah...
Masihkah aku slalu terukir di hatinya...
Aku slalu menunggu dia di sini...di sisi..
Di tempat ini di dalam palung hati..
Dan slalu berharap di dalam hati ini...
Andaipun saja aku tetap bertahan...
Kulewati semuanya yang tlah terjadi..
Meskipun tanpamu lagi...meski tiada dikau...
Aku kan menunggumu... dan slalu menunggu...

Harapanku

Di sini aku masih sendiri..
Merenungi hari -hari dalam sepi..
Aku tanpamu...slalu masih tanpamu...
Pabila esok hari kembali datang...
Kumencoba untuk hadapi semua ini..
Meski tanpamu lagi... meski tiada dikau...
Pabila kudapatkan sebutir bintang nan berpijar...
Mentari yang cerah menemani daku di sini...
Kukan slalu tertawa, menangis dan mampu merenungi...
Dalam peraduan jiwa aku bertahan.....
Oh...suaraku... dengarkanlah...
Apa kabar kekasihku di sana...
Pujaan hati yang tlah lama pergi...
Yang slalu kutunggu di sini...
Dan slalu berharap di dalam hati ini...
Oh... suaraku... dengarkanlah...
Masihkah aku slalu terukir di hatinya...
Aku slalu menunggu dia di sini...di sisi..
Di tempat ini di dalam palung hati..
Dan slalu berharap di dalam hati ini...
Andaipun saja aku tetap bertahan...
Kulewati semuanya yang tlah terjadi..
Meskipun tanpamu lagi...meski tiada dikau...
Aku kan menunggumu... dan slalu menunggu...

Sudahi air mata ini

Ke manapun arahku kulangkahkan...
Bintang-bintangpun tak ingin mengejar...
Kuberlari dalam kenyataan yang kelam...
Hitamnya dunia... tutupi smua harapan putihku..
Ke manapun jiwaku merangkak...
Tak satu jua roh yang mau menghampiri..
Mengutukiku dalam kepahitan yang terjadi..
Tangisi semua... hancurkan angan dan impianku...
Akankah kuakhiri semua yang terjadi..
Sekali lagi dan lagi - lagi begini...?
Gagal .. hanya gagal dan gagal lagi...
Sampai kapankah cintaku ini...??
Akankah air mata ini jatuh kembali...
Sekali lagi dan lagi - lagi begini...?
Duka...hanya duka dan duka kembali...
Inikah takdir cintaku yang indah...??
Siapapun cinta dan dimanapun dia...
Mentari tetap bersinar dan langit tetap berawan...
Kuyakin, ada satu cinta... jauh nun di sana...
Menanti...dan sudahilah air mata ini...

Bidadari cintaku

Oh Gadisku...kau sekejap mata kupandang...
Bagaikan kedipan kutatap engkau..
Namun slama berabad parasmu terpampang...
Setiap hariku....debar jantungku ingatkan dirimu..
BEtapa indah parasmu...oh gadis..
Andaikan kau tau, betapa kusungguh memujamu..
Senyummu, suaramu, parasmu nan lembut..
Bagaikan bidadari yang kutunggu-tunggu...
Semua hatiku terbuka tat kala kau hadir..
Menjadi nyata dalam mimpiku yang semu...
Kesadaranku memuncak tatkala kau disisiku..
Berbagi canda dan tawa bersama.. mengobati lukaku..
Suatu hari bila kutersadar dan nafasku terhenti..
Kuingin kau tau, bahwa kuslalu mencintai..
Meskipun harus kehilangan tatapan di dunia..
Engkaulah satu-satunya... Hartaku yang berharga..

Engkau nadi cintaku

Kau ada dalam nadiku..
Mengisi kekosongan dalam keindahan cinta..
Dalam bentangan jarak yang tak terhingga..
Menyatu dalam melodi sang waktu..
Yang mengalun seiring mengalirnya masa....
Dalam pencarian kumenanti..
Sang matahari tiba menyinari malam hatiku...
Berharap jingganya mampu memberi kehangatan jiwa...
Sungguh menawan dan elok parasmu..
Dalam sekejap mata kau kupuja dan kurindukan..
Oh lembayung ketenangan..
Kugelisah pabila dia berpaling dariku..
Harapku tak terjadi demikian dalam cintaku...
Kuingin buka lembaran baru..dan berharap..
Semoga semuanya mampu bercahaya..
Seperti sang bintang kecil, namun berharap terus bersinar..

Rela mati dalam pelukkanmu

Wahai wanita..
Indah parasmu bagaikan kembang seroja..
Kilauan matamu bagaikan embun..
Suaramu oh bagaikan hembusan sang bayu...
Bibirmu yang menawan bagaikan tabir matahari..
Merah merekah laksana batu merah delima...
Senyummu yang melengkung bagaikan pelangi..
Mengisi hari bagaikan air dalam cawan emas...
Wanita adalah pelipur laraku..
Sampai mati dan hati ini kan slalu kupuja..
Engkau wanita... kurela mati dalam pelukkanmu....
Meskipun dikau menjadi duri dalam daging ini..
Bagiku, tanpamu apalah artinya hidup..

Jiwaku terbelah

Mencari bagaikan kelana di seberang..
Menatap awan yang berlari bersamaku..
Mencari cintakah?? Atau hanya sekedar menemani..
Oh awan andaikata kau tahu..
Betapa kurindukan kedatangan hati ini..
Belahan jiwaku telah terbelah..
Kutak tahan tertimpa asa duka ini..
Jangankan diriku yang lemah ini...
Batu yang tegar sajapun bisa melapuk..
Seandainya cinta ini datang kembali..
Jangan kiranya lagi ada kata pisah..
Karena sudah sakit rasanya hatiku ini..
Tergores jutaan nama yang pergi membawa cinta..
Janganlah lagi di dalam dusta..
Gelapnya hati terbayang-bayang...
Bagaikan mimpi yang tak jadi nyata...
Sungguh... kemanakah hati ini?

Arti cinta

Sedari dulu kukatakan semuanya
Ada cinta yang merekah di hati
Bukan sekedar kobaran yang merekah
Membakar jiwa yang melelah
Dan menanti kepastian yang memudar
Arti cinta sejati yang kutemukan
Sejatinya tak ada pada kata-kata
Tiada melekat dalam samudera
Dan tenggelam laksanakan matahari
Serta merta merekah bersama cakrawala
Cinta sejati adalah yang mengerti
Mau memahami bahwa dunia itu berarti
Dan hilangkan rasa gundah meski mendengki
Sengat dunia yang meracun, tiada goresan
Tapi cinta yang membelai
Bekasnya kan slalu terukir
Indah buruk rupanya jua
Cinta tak seburuk dari tuah kita

Cintaku bagaikan musim gugur

Hijauku sirna terbakar teriknya matahari..
Tubuhku lunglai dalam dahaga asmara..
Akarku tercabut dan airnya hilang daripadaku..
Mengapa semua terjadi di kala hati berbunga...
Mahkota ini telah jatuh di tanah...
Merah meronanya telah melapuk ditelan debu..
Tangan yang berusaha menggapai cinta kini putus..
Kumencoba merangkak bagaikan ular di lorong hati...
Tak kuasa cucuran air mata bagaikan hujan...
Membasahi diri hingga mawarku layu..
Mati dalam racun air mata..
Tercurah habis tiada keringnya...
Cintaku mekar di tengah taman..
Tapi teriknya dunia membakar kelopaknya...
Semua harapan untuk bersemi di musim gugur...
Memanglah hanya impian yang tak jadi nyata...

Jatuh cinta terhitung kalinya

Benarkah aku jatuh cinta..
Kubertanya pada batu...
Kubertanya pada pohon...
MEreka tak menjawabnya...
Benarkah aku jatuh cinta...
Kubertanya pada burung...
Kubertanya pada kupu-kupu...
Merekapun lari daripadaku...
Oh siapapun tak tau..
Selain diri ini yang merasanya..
Cinta yang dulu musnah..
Bagaikan bayi yang terlahir di dunia.
Aku jatuh cinta kembali...
Namun terhitung dalam sesekian kalinya..
Harap cemas dalam dada ini..
Tak mau lagi mencinta jika gagal kembali...

Dia baik.. Aku suka

Tuhan...
Betapa indah sosok yang kau berikan..
Memang dalam pencarian inilah yang kuharapkan..
Oh Tuhan.. kaulah yang kuatkan aku..
Selama perjalanan Engkau mengangkat aku..
Jikaku terjatuh Engkau membasuh peluhku..
Dan sadarku pada-Mu ya Tuhan..
Kurela derita meskipun ciptaan-Mu menjadi sumbernya..
Kusudah terbiasa tersakiti..
Namun kau menghibur aku kembali Tuhan...
Kau datangkan dia yang baik hati..
Dia yang lemah lembut dan sangat baik..
Matanya bagaikan cahaya matahari pagi...
Dan suaranya menyejukkan bagaikan air terjun...
Oh,,,tak kusangka kuhampir menggapainya..
Semoga waktupun merestui cintaku ini...

Aku sayang kamu

Kapan lagi harus kukatakan padamu...
Dengan gerakan bibir yang terbata-bata...
Kuingin menggapai hatimu itu..
Saat-saat kita slalu berdua..
Kita bercerita...
Saling bercanda dalam bingkai pertemuan..
Engkau tertawa dan akupun terjua...
Engkau mengisi kekosongan hati ini..
Senyummu malu-malu...
Dan kata-katamupun aku tahu maksudnya...
Engkau harapkan aku tuk mengatakan cinta ini..
Tapi ku juapun takut tuk ungkapkannya..
Melalui puisi ini..
Kuukir beberapa patah kata yang jauh dariindah..
BErharap dapat menjadi hiasan bagi hatimu..
Dengarkanlah kasih...
Jujur aku suka kamu..
Dan apalah aku ini sebagai insan pemujamu..
Aku hanya bisa merasa dan jujurku tlah berkata..
Aku sayang kamu dan kuingin memilikimu..
Tahulah diriku ini kasih...
Kusungguh berkata dalam hati yang terdalam..
Apapun jawaban yang kau berikan..
Cukup satu saja.. kau jua sayang padaku.

Hati yang kecil

Oh hati yang kecil ini..
Bagaikan biduan kesepian tanpa detaknya...
Suara rintihan menggema dalam lorong gelap..
Ketika hatiku ini terpecah belah..
Menahan derita sakit hati sebagai pencinta..
Kuperihkan semua duka...
Tak urung kuniatkan jiwa ini kan mati saja..
Namun apa daya, matipun bagiku sia-sia...
Harap cemas menunggu datangnya pagi..
Tertimpa gunung besar menghalau sang surya...
Apalah aku ini wahai manusia...
Kuhanyalah insan hina yang berniat mencinta..
Semua dusta tlah kukecapi..
Dan penghianatan telah menjadi jubah unguku..
Tahtaku runtuh dalam tangis dan duka..
Oh.. andaikata selama malam terus menjelang..
Bekukanlah hati ini dalam embun penantian..
Agar kutak harap lagi kehangatan cinta dunia..
Yang muluk kudamba...namun terbang tinggi..
Hingga saat itu tak bisa lagi kugapai...

Aku cinta padamu

Bidadariku..
Izinkanlah aku menyelami dasar hatimu
Yang kutatap lewat binar matamu..
Penuh cahaya kasih sayang..
Padaku sang pemuja dirimu sayang...
Kemarilah dan inginku bisikan..
Sejuta sayang dan cinta padamu..
Dari bibirku ini sayang...
Bibir yang berharap akan kejujuran..
Darimu yang sungguhkah cintaiku...
Lihatlah ke langit...
Jikalau kau rindu padaku...
Katakan pada sang bayu..
Kau merindukanmu...di sela itulah..
Diriku kan mendekapmu dalam kehangatan..
Oh duhai kasihku..
Engkau cempaka purnama yang abadi..
Selalu ada dan takkan sirna dalam kedipan..
Kau hiasan mimpi dalam tidurku..
Dan kaulah cahaya di dalam hidup nyataku...
Aku cinta padamu..
 
;