Engkau gadis yang kusayangi..
Engkau tak pernah berkeluh kesah..
Karena kau tlah mengerti isi hatiku..
Bagaikan hati yang satu, engkaupun merasa..
Setiap jengkal langkahku..
Menjejak pasir waktu yang terkikis..
Oleh jalan-jalan yang awalnya rata..
Kini terguling oleh kerikil asa kita..
Namun semua itu tiadalah mengganggu..
Hanya ada kau dan aku..
Yang slalu menyayangi dan mencintai..
Engkau yang slalu di hati tuk menjaga..
Sejuta pujianku tak mungkin padam lagi..
Karena engkau tlah menyulap hatiku...
Menjadi hati yang penuh bunga setiap saat..
Indah dan semerbak aroma melatinya..
Kau dewiku.. maha terindah di dunia..
Kau sgalanya dan amat berarti...
Sekejap cinta kurasa nan abadi..
Tiada lagi yang hilang satu darimu..
Aku sayang dan cinta padamu...
Kapanpun jua dan dimanapun berada..
Hanya namamu oh dewiku..
Hanya dirimulah yang kupuja slalu..
Engkau yang tlah pergi..
Membawa sejuta misteri dalam hidupku..
Tak menghilang sekejap tiada alasan..
Tapi tuk tujuan demi kebaikan kita..
Yang kelak kan dipertemukan..
Pabila sang waktu memang mengijinkan..
Setiap hariku tlah penuh bayangmu..
Yang berikanku semangat setiap saat..
Yang mampu gejolakkan jiwa penuh arti..
Dan mampu menatap sgala keraguan..
Hingga ku mampu menepis sgala godaan..
Karena percayaku tulus pada cintamu..
Sgala kenangan kita di masa lalu..
Yang terjalin bagaikan rantai...
Tak lepas dalam ikatan satu dengan lainnya..
Begitulah jua hatiku dan hatimu menyatu..
Sekalipun kau jauh, kutau engkau setia..
Karena kita tlah berjanji di bawah pelangi..
Tuk bersumpah takkan mendua apapun alasannya..
Engkau malaikatku..
Berikan keajaiban dalam segala waktu..
Buatku mampu bangkit dari kematian..
Dan membawaku ke dalam surga cintamu...
Aku... di sini slalu menantimu....
Hingga kau bawa aku kembali di pelukanku..
Kukan tetap terjaga, hingga kau kembali..
Membawa sejuta misteri dalam hidupku..
Tak menghilang sekejap tiada alasan..
Tapi tuk tujuan demi kebaikan kita..
Yang kelak kan dipertemukan..
Pabila sang waktu memang mengijinkan..
Setiap hariku tlah penuh bayangmu..
Yang berikanku semangat setiap saat..
Yang mampu gejolakkan jiwa penuh arti..
Dan mampu menatap sgala keraguan..
Hingga ku mampu menepis sgala godaan..
Karena percayaku tulus pada cintamu..
Sgala kenangan kita di masa lalu..
Yang terjalin bagaikan rantai...
Tak lepas dalam ikatan satu dengan lainnya..
Begitulah jua hatiku dan hatimu menyatu..
Sekalipun kau jauh, kutau engkau setia..
Karena kita tlah berjanji di bawah pelangi..
Tuk bersumpah takkan mendua apapun alasannya..
Engkau malaikatku..
Berikan keajaiban dalam segala waktu..
Buatku mampu bangkit dari kematian..
Dan membawaku ke dalam surga cintamu...
Aku... di sini slalu menantimu....
Hingga kau bawa aku kembali di pelukanku..
Kukan tetap terjaga, hingga kau kembali..
Sering kali aku rasakan..
Bahwa gejolak dan getaran di dada...
Sekiranya datang tak ingin berlari...
Menetap dalam hatiku yang sepi...
Getar asmara yang lama tak kurasa...
Mengiang kembali pada insan ini..
Insan tertinggal dari sgala kasih...
Mencoba tuk mencari bagian hilang itu..
Kusadari kutlah banyak mencoba..
Tuk mencari alasan pada dunia..
Bahwa sedarinya cinta itu slalu ada..
Dan tak pernah lari dalam hatiku..
Pun dia tlah tunjukkan semua..
Bahwa cinta masih hinggap padaku..
Lewat rupanya yang sungguh pecinta..
Dan ajarkan bagaimana cinta itu sebenarnya...
Kau tlah hadir...
Dalam jatuh bangun perjuangan hidupku..
Kau hapus air mata putus asaku..
Dan menggantinya dengan kasih sayangmu..
Sungguh, kasihku..kau tulus..
Kutak mau kehilanganmu..
Dan bila kau hilang dariku..
Izinkanlah akupun jua ikut dalam kehilanganmu..
Agar cukup sudah kurasakan semua derita..
Hanya tuk bersamamu, apapun yang terjadi...
Bahwa gejolak dan getaran di dada...
Sekiranya datang tak ingin berlari...
Menetap dalam hatiku yang sepi...
Getar asmara yang lama tak kurasa...
Mengiang kembali pada insan ini..
Insan tertinggal dari sgala kasih...
Mencoba tuk mencari bagian hilang itu..
Kusadari kutlah banyak mencoba..
Tuk mencari alasan pada dunia..
Bahwa sedarinya cinta itu slalu ada..
Dan tak pernah lari dalam hatiku..
Pun dia tlah tunjukkan semua..
Bahwa cinta masih hinggap padaku..
Lewat rupanya yang sungguh pecinta..
Dan ajarkan bagaimana cinta itu sebenarnya...
Kau tlah hadir...
Dalam jatuh bangun perjuangan hidupku..
Kau hapus air mata putus asaku..
Dan menggantinya dengan kasih sayangmu..
Sungguh, kasihku..kau tulus..
Kutak mau kehilanganmu..
Dan bila kau hilang dariku..
Izinkanlah akupun jua ikut dalam kehilanganmu..
Agar cukup sudah kurasakan semua derita..
Hanya tuk bersamamu, apapun yang terjadi...
Lihatlah sayang..
Getar dunia membayangiku...
Menggoyahkanku tuk alami derita..
Yang slalu membahana kalaku tak inginkan..
Semua terjadi apa adanya seketika..
Dan dalam keluh itu seruanku menyala..
Sekalipun goncang dunia terjadi..
Cintaku takkan melumpuhkan rasaku..
Tuk slalu menyayangi engkau, kasihku..
Walaupun kutak sadar apa jua terjadi..
Namun kuhanya tau, engkau sajalah..
Hanya engkaulah yang aku cinta...
Selalu dalam hatiku berkata..
Kelak bila mataku tertutup slamanya..
Kita kan terpisah antara cinta dan masa..
Akankah kuhilang daripada cintamu?
Kuingin slalu ada dan hadir untukmu..
Walau raga ini mati, kuharap jiwa ini ada..
Dan kutak mau kau jauh dan sedih karenaku..
Kan kubahagiakan engkau semampuku..
Karena hanya engkau yang aku cinta..
Ingatlah slalu pada kata-kataku ini...
Getar dunia membayangiku...
Menggoyahkanku tuk alami derita..
Yang slalu membahana kalaku tak inginkan..
Semua terjadi apa adanya seketika..
Dan dalam keluh itu seruanku menyala..
Sekalipun goncang dunia terjadi..
Cintaku takkan melumpuhkan rasaku..
Tuk slalu menyayangi engkau, kasihku..
Walaupun kutak sadar apa jua terjadi..
Namun kuhanya tau, engkau sajalah..
Hanya engkaulah yang aku cinta...
Selalu dalam hatiku berkata..
Kelak bila mataku tertutup slamanya..
Kita kan terpisah antara cinta dan masa..
Akankah kuhilang daripada cintamu?
Kuingin slalu ada dan hadir untukmu..
Walau raga ini mati, kuharap jiwa ini ada..
Dan kutak mau kau jauh dan sedih karenaku..
Kan kubahagiakan engkau semampuku..
Karena hanya engkau yang aku cinta..
Ingatlah slalu pada kata-kataku ini...
Waktu yang telah terjalin sekian lama..
Haruskah terhenti menjejak di muka bumi..
Karena kelaparan mulai melanda rerumputan..
Tuk menghijau dalam kesemian rasa..
Yang harus pudar menguning karena masa..
Angin yang lama tlah pertemukan kita..
Haruskah ada yang terbuang karena semua..
Alasan mana yang buat semuanya terpisah..
Dari teka-teki kehidupan yang begitu misteri..
Bilakah itu harus terjadi..
Kemanakah dada ini harus kuletakkan..
Agar sandarannya tak jatuh ke dasar jurang..
Kenapa ada alasan tuk bertemu..
Jika ujung tali itu memisahkan kita berdua...
Akankah ada alasan tuk merajut semua..
Kata-kata perpisahan yang menyayat kalbu..
Tuk gantikan masa pertemuan yang merenta..
Hanyalah buat tetes air mata makin melanda..
Kuhanya tau bahwa kita pernah bersama..
Memadu kasih dengan canda dan tawa bahagia.
Dengan sgala rasa yang tercampur jadi satu..
Indahkan dunia dengan kehadiran cinta kita..
Semuanya harus terbayarkan dengan perpisahan..
Yang buat jantung ini tak mampu berdetak..
Karena kita harus berpisah begitu cepatnya..
Haruskah terhenti menjejak di muka bumi..
Karena kelaparan mulai melanda rerumputan..
Tuk menghijau dalam kesemian rasa..
Yang harus pudar menguning karena masa..
Angin yang lama tlah pertemukan kita..
Haruskah ada yang terbuang karena semua..
Alasan mana yang buat semuanya terpisah..
Dari teka-teki kehidupan yang begitu misteri..
Bilakah itu harus terjadi..
Kemanakah dada ini harus kuletakkan..
Agar sandarannya tak jatuh ke dasar jurang..
Kenapa ada alasan tuk bertemu..
Jika ujung tali itu memisahkan kita berdua...
Akankah ada alasan tuk merajut semua..
Kata-kata perpisahan yang menyayat kalbu..
Tuk gantikan masa pertemuan yang merenta..
Hanyalah buat tetes air mata makin melanda..
Kuhanya tau bahwa kita pernah bersama..
Memadu kasih dengan canda dan tawa bahagia.
Dengan sgala rasa yang tercampur jadi satu..
Indahkan dunia dengan kehadiran cinta kita..
Semuanya harus terbayarkan dengan perpisahan..
Yang buat jantung ini tak mampu berdetak..
Karena kita harus berpisah begitu cepatnya..
Sandarkanlah kepalamu sayangku..
Karena sekalipun dunia ini bergejolak..
Buihnya takkan pernah menyentuh tubuhmu..
Sebab aku di sini kan slalu melindungimu..
Bahkan dari teriknya siksa dunia..
Kan kusegarkan engkau dengan kasihku..
Janganlah merasakan merana lagi..
Karena aku ada di sisimu..
Sekalipun kita terpisah antara jarak..
Takkan mampu merubah smua ikatan kita..
Takkan mungkin dikusutkannya tali cinta..
Karena kutlah ikat dirimu erat di hatiku..
Sampai kapan jua bila duka merasa..
Datanglah padaku sayang..
Karena kuslalu ada untukmu seorang..
Hingga rambut ini menjadi putih..
Cintaku tetap merah membara bagimu...
Karena kutlah berjanji slalu untukmu..
Kumenjaga cintamu, hanya padamu sayangku...
Karena sekalipun dunia ini bergejolak..
Buihnya takkan pernah menyentuh tubuhmu..
Sebab aku di sini kan slalu melindungimu..
Bahkan dari teriknya siksa dunia..
Kan kusegarkan engkau dengan kasihku..
Janganlah merasakan merana lagi..
Karena aku ada di sisimu..
Sekalipun kita terpisah antara jarak..
Takkan mampu merubah smua ikatan kita..
Takkan mungkin dikusutkannya tali cinta..
Karena kutlah ikat dirimu erat di hatiku..
Sampai kapan jua bila duka merasa..
Datanglah padaku sayang..
Karena kuslalu ada untukmu seorang..
Hingga rambut ini menjadi putih..
Cintaku tetap merah membara bagimu...
Karena kutlah berjanji slalu untukmu..
Kumenjaga cintamu, hanya padamu sayangku...
Kumencintai dengan segenap hatiku..
Dengan sluruh jiwa dan ragaku..
Serta segenap hati dan cintaku...
Kan kukatakan padamu...
Janjiku terbang padamu...
Bukan sekedar janji yang tercibir saja..
Namun kan kulaksanakan seutuhnya..
Kumencintaimu dengan rasa sabar..
Sekalipun engkau berpaling dariku.
Kutetap bertahan tanpa alasan...
Karena cintaku ini hanya padamu seorang..
Haruskah kuberpaling jua karena ini..
Namun hatiku urung karena kucintamu..
Jangan pernah berubah sayang..
Jangan pernah...yakinlah padaku..
Bahwa aku sayang dan cinta padamu..
Sekuntum bunga saja tak cukup untukmu..
Bila perlu dada ini kan kubelah..
Dan kutunjukkan darah dan jantungku padamu..
Agar kau tau, sungguhlah besar cinta ini..
Aku sayang dan cinta padamu..
Jangan pernah berpaling sedikitpun..
Tataplah mataku ini..
Yang tulus akan cintamu..
Yang ingin memilikimu selamanya...
Jangan pernah berubah dari cintaku..
Jangan pernah.....
Dengan sluruh jiwa dan ragaku..
Serta segenap hati dan cintaku...
Kan kukatakan padamu...
Janjiku terbang padamu...
Bukan sekedar janji yang tercibir saja..
Namun kan kulaksanakan seutuhnya..
Kumencintaimu dengan rasa sabar..
Sekalipun engkau berpaling dariku.
Kutetap bertahan tanpa alasan...
Karena cintaku ini hanya padamu seorang..
Haruskah kuberpaling jua karena ini..
Namun hatiku urung karena kucintamu..
Jangan pernah berubah sayang..
Jangan pernah...yakinlah padaku..
Bahwa aku sayang dan cinta padamu..
Sekuntum bunga saja tak cukup untukmu..
Bila perlu dada ini kan kubelah..
Dan kutunjukkan darah dan jantungku padamu..
Agar kau tau, sungguhlah besar cinta ini..
Aku sayang dan cinta padamu..
Jangan pernah berpaling sedikitpun..
Tataplah mataku ini..
Yang tulus akan cintamu..
Yang ingin memilikimu selamanya...
Jangan pernah berubah dari cintaku..
Jangan pernah.....
Ah sayangku...
Kapankah kupernah mengeluh..
Bahwasaya besar cintaku ini..
Adalah kepadamu saja cintaku..
Karena sejatinya kaulah harapan..
Dan tiada makna selain dirimu...
Kutiada pernah terasa sepi..
Karena engkau slalu ada di hati...
Jiwamu tlah menyatu bagaikan roh..
Di dalam sanubari jiwaku..
Yang merah merona mengagungkanmu..
Indahnya bola matamu itu..
Laksana bulan purnama di malamku..
Ku takpernah sepi karena cahayamu..
Sekalipun kusendiri dalam ruang gelap..
Kau adalah cahaya bintangku...
Kau slalu ada di palung langitku...
Berkelipan dan bertabur berjuta..
TUk terangi aku yang slalu bersedih..
Karena harapan yang tak kunjung turun..
Tapi kau adalah harapanku...
Cintaku yang slalu ada di hatiku...
Selamanya impianku, hanya ada di atasmu..
Pabila tiba saatnya kau datang...
Tunggulah aku di sana..
Di sana aku kan menjemputmu..
Aku sayang kamu...
Kapankah kupernah mengeluh..
Bahwasaya besar cintaku ini..
Adalah kepadamu saja cintaku..
Karena sejatinya kaulah harapan..
Dan tiada makna selain dirimu...
Kutiada pernah terasa sepi..
Karena engkau slalu ada di hati...
Jiwamu tlah menyatu bagaikan roh..
Di dalam sanubari jiwaku..
Yang merah merona mengagungkanmu..
Indahnya bola matamu itu..
Laksana bulan purnama di malamku..
Ku takpernah sepi karena cahayamu..
Sekalipun kusendiri dalam ruang gelap..
Kau adalah cahaya bintangku...
Kau slalu ada di palung langitku...
Berkelipan dan bertabur berjuta..
TUk terangi aku yang slalu bersedih..
Karena harapan yang tak kunjung turun..
Tapi kau adalah harapanku...
Cintaku yang slalu ada di hatiku...
Selamanya impianku, hanya ada di atasmu..
Pabila tiba saatnya kau datang...
Tunggulah aku di sana..
Di sana aku kan menjemputmu..
Aku sayang kamu...
Wahai bidadariku...
Engkau berpacu di dalam hatiku..
Mendebarkan jiwaku yang haus cintamu..
Kau slalu tersenyum singkapkan asaku..
Dan menukar semua dengan manis madumu...
Engkau cantik dan rupawan..
Hatimu itu jua secantik malaikat..
Malaikat cinta yang kuimpikan..
Kelembutan yang berbalut di tubuhmu...
Adalah kesempurnaan sejati ayumu...
Sayangku yang rupawan...
Betapaku sungguh mencintaimu...
Tak seberapa nyawaku melayang untukmu..
Asalkan kau slalu bahagia bila di sisiku..
Harus kuletakkan rasa ini dalam-dalam..
Agar kau tak lari dan tetap di hati..
Karena mencintaimu adalah kebanggaanku..
Tak satu jua yang bisa berikan cinta...
Sesempurna dikau, sang Bidadari pujaan..
Engkau berpacu di dalam hatiku..
Mendebarkan jiwaku yang haus cintamu..
Kau slalu tersenyum singkapkan asaku..
Dan menukar semua dengan manis madumu...
Engkau cantik dan rupawan..
Hatimu itu jua secantik malaikat..
Malaikat cinta yang kuimpikan..
Kelembutan yang berbalut di tubuhmu...
Adalah kesempurnaan sejati ayumu...
Sayangku yang rupawan...
Betapaku sungguh mencintaimu...
Tak seberapa nyawaku melayang untukmu..
Asalkan kau slalu bahagia bila di sisiku..
Harus kuletakkan rasa ini dalam-dalam..
Agar kau tak lari dan tetap di hati..
Karena mencintaimu adalah kebanggaanku..
Tak satu jua yang bisa berikan cinta...
Sesempurna dikau, sang Bidadari pujaan..
Engkau penabur harapan..
Selalu ada dalam setiap desir hari..
Menggoreskan tinta dalam keluku..
Meragukan sgala emosi yang mengancam...
Buatku yakin bahwa hatimu terpaut..
Hanya padaku seorang yang mencintaimu..
Kuharap engkau slalu setia..
Dan jangan jua kau berpaling dariku..
Luruskanlah pandanganmu padaku..
Dan tataplah aku dengan kasihmu..
Hingga kumencetak wajahmu kekal dalam hati..
Kutak ingin terpisah darimu..
Tapi apa daya...suratan takdir kita..
Janganlah sesali pertemuan yang terjadi..
Anggaplah semuanya adalah kesucian...
Yang bersembunyi di balik kelemahan kita..
Harapku slalu untuk mencintaimu..
Takkan sirna meski waktu menelannya habis..
Selalu ada dalam setiap desir hari..
Menggoreskan tinta dalam keluku..
Meragukan sgala emosi yang mengancam...
Buatku yakin bahwa hatimu terpaut..
Hanya padaku seorang yang mencintaimu..
Kuharap engkau slalu setia..
Dan jangan jua kau berpaling dariku..
Luruskanlah pandanganmu padaku..
Dan tataplah aku dengan kasihmu..
Hingga kumencetak wajahmu kekal dalam hati..
Kutak ingin terpisah darimu..
Tapi apa daya...suratan takdir kita..
Janganlah sesali pertemuan yang terjadi..
Anggaplah semuanya adalah kesucian...
Yang bersembunyi di balik kelemahan kita..
Harapku slalu untuk mencintaimu..
Takkan sirna meski waktu menelannya habis..
Sekalipun gegar otakku ini..
Terbentur kerasnya batu yang bertabur..
Hingga darahku terpencar dari ragaku..
Tak pernah sekalipun jua..
Ada satu bagian yang hilang dariku...
Hanya padamu saja, itu terjadi...
Engkau yang slalu mengingatkanku..
Meskipun kuhilang ingatan masa-masaku..
Aku tetap percaya bahwa engkaulah satu-satunya..
Yang paham dan mengerti maksud hatiku..
Yang tak pernah berikan duri...
Slalu berikan hati dan kasih yang murni..
Hanya engkau..
Engkau cintaku yang slalu kuingat..
Skalipun kehadiranmu itu hanya sekejap..
Tapi kau tlah membisikan suatu arti..
Bahwa hidup ini berarti untuk memberi..
Memberi kasih dan sayang kepada yang tercinta..
Yaitu kamu yang aku sayang...
Terbentur kerasnya batu yang bertabur..
Hingga darahku terpencar dari ragaku..
Tak pernah sekalipun jua..
Ada satu bagian yang hilang dariku...
Hanya padamu saja, itu terjadi...
Engkau yang slalu mengingatkanku..
Meskipun kuhilang ingatan masa-masaku..
Aku tetap percaya bahwa engkaulah satu-satunya..
Yang paham dan mengerti maksud hatiku..
Yang tak pernah berikan duri...
Slalu berikan hati dan kasih yang murni..
Hanya engkau..
Engkau cintaku yang slalu kuingat..
Skalipun kehadiranmu itu hanya sekejap..
Tapi kau tlah membisikan suatu arti..
Bahwa hidup ini berarti untuk memberi..
Memberi kasih dan sayang kepada yang tercinta..
Yaitu kamu yang aku sayang...
Merah cinta ini merekah sudah..
Bagaikan mawar di segara taman..
Yang tak habis dimakan hama..
Yang abadi tak ternoda kumbang..
Dan slamanya menetap di dalam peraduannya..
Semerbaknya bawakan damai..
Indahnya bawakan kesejukkan..
Bagiku yang hirup akan aromanya..
Hidupkan batinku tuk mencintai..
Dan pahami akan berharganya dikau..
Yang slalu bersinar dalam gelapku..
Merah cinta ini akan makin membara..
Karena ketulusan yang slalu kau brikan..
Dan takkan habis dalam segala alasan..
Karena sungguh ketulusan ini untukmu..
Dan merah cinta ini karenamu..
Yang ciptakan gelombang asmara..
Yang buatnya tumbuh dan dipetik buatmu..
Bagaikan mawar di segara taman..
Yang tak habis dimakan hama..
Yang abadi tak ternoda kumbang..
Dan slamanya menetap di dalam peraduannya..
Semerbaknya bawakan damai..
Indahnya bawakan kesejukkan..
Bagiku yang hirup akan aromanya..
Hidupkan batinku tuk mencintai..
Dan pahami akan berharganya dikau..
Yang slalu bersinar dalam gelapku..
Merah cinta ini akan makin membara..
Karena ketulusan yang slalu kau brikan..
Dan takkan habis dalam segala alasan..
Karena sungguh ketulusan ini untukmu..
Dan merah cinta ini karenamu..
Yang ciptakan gelombang asmara..
Yang buatnya tumbuh dan dipetik buatmu..
Sungguh kubahagia akan dunia..
Yang ciptakan dia dalam hidupku...
Yang memberikan semerbak indahnya..
Yang setiap kali kupandang..
Eloknya tak pernah habis di mataku..
Kehadirannya membawakan bahagia..
Kehadirannya membawakan sejuta arti..
Dan mungkin, tanpanya kukan mati..
Merana dalam kesendirian dan nestapa.
Kehadiranmu..sayangku...
Memang kuperlukan setiap waktuku..
Karena pabila kuterjatuh...
Hanya dikau yang mau merangkulku...
Menaiki kuda merah bersama daku..
Yang lemah dan tak berdaya padamu..
Kehadiranmu adalah kunci abadiku..
Tak mungkin kau bisa hilang..
Karena kau telah tersimpan erat..
Terima kasih karena hadirmu...
Hingga kumati, takkan kulupakan engkau..
Kekasihku...
Yang ciptakan dia dalam hidupku...
Yang memberikan semerbak indahnya..
Yang setiap kali kupandang..
Eloknya tak pernah habis di mataku..
Kehadirannya membawakan bahagia..
Kehadirannya membawakan sejuta arti..
Dan mungkin, tanpanya kukan mati..
Merana dalam kesendirian dan nestapa.
Kehadiranmu..sayangku...
Memang kuperlukan setiap waktuku..
Karena pabila kuterjatuh...
Hanya dikau yang mau merangkulku...
Menaiki kuda merah bersama daku..
Yang lemah dan tak berdaya padamu..
Kehadiranmu adalah kunci abadiku..
Tak mungkin kau bisa hilang..
Karena kau telah tersimpan erat..
Terima kasih karena hadirmu...
Hingga kumati, takkan kulupakan engkau..
Kekasihku...
Taukah kamu...
Sgala yang kupunya sungguh tak berharga..
Aku tak cukup harta tuk bahagiakanmu..
Tapi kupunya jiwa yang melebihi segalanya..
Yang mampu kuberikan padamu yang kucinta..
Bukalah tanganmu tuk raihnya..
Jantung ini untukmu saja..
Kutak mau mengembannya dalam raga hina ini..
Kuingin kau menyimpannya dalam-dalam..
Agar jantung ini tak berhenti berdetak..
Sekalipun ragaku mati tanpanya..
Kuhanya tau, engkaulah jantung hatiku..
Yang berikanku darah membara...
Tuk berhasrat mencintaimu..
Yang tak lepas dalam hidup matiku..
Sungguh, hanya engkau yang berharga..
Tiada lain selain dirimun saja...
Sgala yang kupunya sungguh tak berharga..
Aku tak cukup harta tuk bahagiakanmu..
Tapi kupunya jiwa yang melebihi segalanya..
Yang mampu kuberikan padamu yang kucinta..
Bukalah tanganmu tuk raihnya..
Jantung ini untukmu saja..
Kutak mau mengembannya dalam raga hina ini..
Kuingin kau menyimpannya dalam-dalam..
Agar jantung ini tak berhenti berdetak..
Sekalipun ragaku mati tanpanya..
Kuhanya tau, engkaulah jantung hatiku..
Yang berikanku darah membara...
Tuk berhasrat mencintaimu..
Yang tak lepas dalam hidup matiku..
Sungguh, hanya engkau yang berharga..
Tiada lain selain dirimun saja...
Wahai cinta...
Surgamu membahana di dunia..
Insan-insan membutuhkan hadirmu...
Karena tanpamu, warna dunia tlah pudar..
Datanglah dan turunlah atas kami..
Dan penuhilah hati kami dengan cinta..
Karena kami haus akan cinta..
Karena kami tlah lapar akan kasih sayang..
Dengarkanlah cinta...
Bahwa sejatinya kami merasa..
Namun tanpamu serasa hampa..
Engkau melengkapi warna yang ada..
Dengan tangan kasih yang tak bernoda..
Sekalipun putih saja warnamu..
Dari itu kan munculkan berjuta warna lain..
Yang smakin indah, bila smakin berkasih..
Asmara yang bergejolak..
Lambangkan cinta, betapa agungnya dikau..
Ya...cinta yang merajai sgala bumi..
Tuntunlah kami tuk abadi di dalam kasih..
Surgamu membahana di dunia..
Insan-insan membutuhkan hadirmu...
Karena tanpamu, warna dunia tlah pudar..
Datanglah dan turunlah atas kami..
Dan penuhilah hati kami dengan cinta..
Karena kami haus akan cinta..
Karena kami tlah lapar akan kasih sayang..
Dengarkanlah cinta...
Bahwa sejatinya kami merasa..
Namun tanpamu serasa hampa..
Engkau melengkapi warna yang ada..
Dengan tangan kasih yang tak bernoda..
Sekalipun putih saja warnamu..
Dari itu kan munculkan berjuta warna lain..
Yang smakin indah, bila smakin berkasih..
Asmara yang bergejolak..
Lambangkan cinta, betapa agungnya dikau..
Ya...cinta yang merajai sgala bumi..
Tuntunlah kami tuk abadi di dalam kasih..
Wahai bintang..
Elokmu slalu kutatap setiap malam..
Fajar yang menyingsing ingin kusingkap..
Agar tiraimu terlontar di atas cakrawala..
Dan kulihat hamparanmu di langit nan gelap..
Wahai bintang..
Darimulah harap dan impian berada...
Kau telah buat semua percaya..
Darimulah engkau memberikan yakinnya..
Oh...bintang..
Kuharap kau kabulkan doaku..
Kuingin kau turun dan slalu disisiku...
Dan izinkanlah aku tuk mencintaimu..
Paling tidak cintailah aku..
Karena kuingin darimu engkau berkata..
Cinta kan turun slalu atasmu..
Bintang...
Jika langit tak bersinar..
Ajaklah aku ke atas sana..
Dan ajarilah aku tuk slalu bersinar..
Hingga kusungguh layak..
Menjadi cintamu yang slalu di sisimu..
Elokmu slalu kutatap setiap malam..
Fajar yang menyingsing ingin kusingkap..
Agar tiraimu terlontar di atas cakrawala..
Dan kulihat hamparanmu di langit nan gelap..
Wahai bintang..
Darimulah harap dan impian berada...
Kau telah buat semua percaya..
Darimulah engkau memberikan yakinnya..
Oh...bintang..
Kuharap kau kabulkan doaku..
Kuingin kau turun dan slalu disisiku...
Dan izinkanlah aku tuk mencintaimu..
Paling tidak cintailah aku..
Karena kuingin darimu engkau berkata..
Cinta kan turun slalu atasmu..
Bintang...
Jika langit tak bersinar..
Ajaklah aku ke atas sana..
Dan ajarilah aku tuk slalu bersinar..
Hingga kusungguh layak..
Menjadi cintamu yang slalu di sisimu..
Gadisku..
Betapa kusayang padamu..
Andai kata dikau tak ada..
Apa daya nasibku tercipta..
Semua tlah menghinaku..
MElenyapkanku dalam gulana..
Dan kuterjatuh dalam neraka dunia..
Tersiksaku bila kau tak ada..
Sayang...
Bila kau terlelap..
Janganlah sungkan tuk tertidur..
Dalam dekapan pelukku..
Kutau bahwa engkaupun lelah..
Bila dunia ini slalu berjalan..
Dan berputar tuk membuat sejarah..
Yang harus terjadi di antara kita..
Malam yang terjalin dari masa..
Tak kan menghapus kita dari dunia..
Tidurlah dalam dekapanku..
Dan senyumlah dalam mimpimu....
Betapa kusayang padamu..
Andai kata dikau tak ada..
Apa daya nasibku tercipta..
Semua tlah menghinaku..
MElenyapkanku dalam gulana..
Dan kuterjatuh dalam neraka dunia..
Tersiksaku bila kau tak ada..
Sayang...
Bila kau terlelap..
Janganlah sungkan tuk tertidur..
Dalam dekapan pelukku..
Kutau bahwa engkaupun lelah..
Bila dunia ini slalu berjalan..
Dan berputar tuk membuat sejarah..
Yang harus terjadi di antara kita..
Malam yang terjalin dari masa..
Tak kan menghapus kita dari dunia..
Tidurlah dalam dekapanku..
Dan senyumlah dalam mimpimu....
Kaulah nyawaku...
Sang nafas hidupku...
Ada dan slalu ada....
Di dalam pejam dan kedipku..
Kau bawa aku ke dalam dipan...
Agarku tertidur dalam kesedihanku...
Dan bangun tuk raih bahagia..
Bersamamu yang slalu menungguku..
Tanpamu...ku adalah raga yang mati..
Tanpamu...sesakku slalu ada terasa.
Sungguh apapun jua yang terjadi..
Tanpamu...kutakkan bisa hidup..
Di balik tanganmu..
Terpancar cinta yang besar..
Sekalipun dunia tertawa akan kebodohanku..
Tapi kusadar akan satu hal...
Kaulah nyawaku...
Dan kaulah nafas hidupku...
Sang nafas hidupku...
Ada dan slalu ada....
Di dalam pejam dan kedipku..
Kau bawa aku ke dalam dipan...
Agarku tertidur dalam kesedihanku...
Dan bangun tuk raih bahagia..
Bersamamu yang slalu menungguku..
Tanpamu...ku adalah raga yang mati..
Tanpamu...sesakku slalu ada terasa.
Sungguh apapun jua yang terjadi..
Tanpamu...kutakkan bisa hidup..
Di balik tanganmu..
Terpancar cinta yang besar..
Sekalipun dunia tertawa akan kebodohanku..
Tapi kusadar akan satu hal...
Kaulah nyawaku...
Dan kaulah nafas hidupku...
Oh....
Begitu sempurnanya dikau sayang...
Kau berkata bahwa dunia indah..
Ya...indahlah dunia karenamu...
Kubahagia dapat mencintaimu...
Karena sempurnanya dikau..
Bawaku dalam kesadaran akan cinta..
Kau suapi aku dengan madu itu..
Madu cinta yang amat termanis...
Yang kaujanjikan takkan pernah basi..
Menjadi racun yang biasa kulahap..
Kupercaya...
Engkau bawakan manis madu sejati..
Madu cinta yang takkan pahit,...
Sekalipun getah dan damar menyatukannya...
Engkau...engkau takkan memberikan itu..
Senyummu yang tulus..
Tlah buktikan bahwa manis madumu..
Adalah sungguh madu dari cinta sejati..
Bukannya empedu yang rasanya pahit di hati..
Begitu sempurnanya dikau sayang...
Kau berkata bahwa dunia indah..
Ya...indahlah dunia karenamu...
Kubahagia dapat mencintaimu...
Karena sempurnanya dikau..
Bawaku dalam kesadaran akan cinta..
Kau suapi aku dengan madu itu..
Madu cinta yang amat termanis...
Yang kaujanjikan takkan pernah basi..
Menjadi racun yang biasa kulahap..
Kupercaya...
Engkau bawakan manis madu sejati..
Madu cinta yang takkan pahit,...
Sekalipun getah dan damar menyatukannya...
Engkau...engkau takkan memberikan itu..
Senyummu yang tulus..
Tlah buktikan bahwa manis madumu..
Adalah sungguh madu dari cinta sejati..
Bukannya empedu yang rasanya pahit di hati..
Kelopak mataku tlah tertutup..
Tuk pejamkan mata ke surga cinta..
Raga ini tlah mati dalam racun dunia..
Dan beralih dalam nikmatnya cinta..
Cinta yang sungguh tak beraga...
Cinta yang tercipta dari hati...
Yang membawaku terbang ke angkasa..
Rohku yang mengambang-ambang..
Mencari terang di balik hangatnya...
Agar tak mudah beralih pada yang lain..
Hingga roh ini menetap dalamnya..
Takkan larilah jiwa yang menantikannya..
ROh ini bahagia...
Dan raga ini tak terasa siksa lagi..
Kutlah temukan surgaku..
Kutlah masukinya dan berjalan dalamnya..
Akankah kuberubah dan keluar darinya...
Hanya TUhan yang tau, besarnya kesungguhanku..
Tuk pejamkan mata ke surga cinta..
Raga ini tlah mati dalam racun dunia..
Dan beralih dalam nikmatnya cinta..
Cinta yang sungguh tak beraga...
Cinta yang tercipta dari hati...
Yang membawaku terbang ke angkasa..
Rohku yang mengambang-ambang..
Mencari terang di balik hangatnya...
Agar tak mudah beralih pada yang lain..
Hingga roh ini menetap dalamnya..
Takkan larilah jiwa yang menantikannya..
ROh ini bahagia...
Dan raga ini tak terasa siksa lagi..
Kutlah temukan surgaku..
Kutlah masukinya dan berjalan dalamnya..
Akankah kuberubah dan keluar darinya...
Hanya TUhan yang tau, besarnya kesungguhanku..
Betapa agungnya dan ajaibnya...
Cinta melanda bagaikan wabah...
Mempu menyingkap segla rahasia..
Yang tersembunyi di tempat yang gelap..
Cinta menerangi bagaikan mentari..
Cinta menyejukkan bagaikan air..
Dan cinta membara bagaikan kobaran api..
Sungguh ajaib jiwa itu merasakannya...
Wahai kamu yang tak mencoba..
Tuk rasakan indahnya cinta itu..
CObalah hentikan langkah dan istirahatlah..
Sejenak nikmatilah hidup dengan cinta..
Agar kau tau akan satu hal..
Kepastian cinta tak pernah berubah...
Sungguh keajaibannya pun tak sirna..
Pabila kita sungguh mencari dan haus akannya...
Datanglah pada cinta..
Makin banya kau merasanya...
Cinta takkan pudar dalam pribadimu...
Semakin dewasa adalah buktinya..
Bahwa cinta itu sejati...
amat sejati...
Kekal membahagiakan satu dengan yang lainnya..
Cinta melanda bagaikan wabah...
Mempu menyingkap segla rahasia..
Yang tersembunyi di tempat yang gelap..
Cinta menerangi bagaikan mentari..
Cinta menyejukkan bagaikan air..
Dan cinta membara bagaikan kobaran api..
Sungguh ajaib jiwa itu merasakannya...
Wahai kamu yang tak mencoba..
Tuk rasakan indahnya cinta itu..
CObalah hentikan langkah dan istirahatlah..
Sejenak nikmatilah hidup dengan cinta..
Agar kau tau akan satu hal..
Kepastian cinta tak pernah berubah...
Sungguh keajaibannya pun tak sirna..
Pabila kita sungguh mencari dan haus akannya...
Datanglah pada cinta..
Makin banya kau merasanya...
Cinta takkan pudar dalam pribadimu...
Semakin dewasa adalah buktinya..
Bahwa cinta itu sejati...
amat sejati...
Kekal membahagiakan satu dengan yang lainnya..
Betapa beruntungnya kamu sayang...
Karena kusungguh cintamu..
Yang paham akan cinta sejati..
Yang tak pernah tuntutkan sempurna..
Dari raga kita yang rentan terluka...
Sekalipun sakit itu terus mendera..
Kaupun jauh dariku...
Tapi berbahagialah slalu...
Karena kutak pernah curiga padamu...
Karena ku tau, kau cintaiku..
Meski ku tau, 1000 kumbang ada di sana..
Jangan takut sayang...
Akupun jua di sini..
Tak hilangkan kasih sayang buatmu..
Kuhanya slalu menanti dan terus menunggu..
Hingga saat kita bertemu kembali..
Pelukku takkan lepas tuk buang rinduku..
Karena kusungguh cintamu..
Yang paham akan cinta sejati..
Yang tak pernah tuntutkan sempurna..
Dari raga kita yang rentan terluka...
Sekalipun sakit itu terus mendera..
Kaupun jauh dariku...
Tapi berbahagialah slalu...
Karena kutak pernah curiga padamu...
Karena ku tau, kau cintaiku..
Meski ku tau, 1000 kumbang ada di sana..
Jangan takut sayang...
Akupun jua di sini..
Tak hilangkan kasih sayang buatmu..
Kuhanya slalu menanti dan terus menunggu..
Hingga saat kita bertemu kembali..
Pelukku takkan lepas tuk buang rinduku..
Sayangku..manisku...ratuku...
Pandanglah singgasnamu...
Emas bertabur dengan megahnya..
Dengan rakyatnya yang mengawalmu..
TUnduk padamu karena kuasamu..
Yang indah bagaikan permata..
Yang cantik bagaikan seroja....
Seratus mahkotalah yang pantas...
TUk hiasi lembayungmu bagaikan sungai itu..
Tuk menambah indahmu..yang agung...
Dalam sucinya cinta dalam balutanmu..
Engkau malaikat yang suci di hati...
Ragamu indah dan tak henti kukagumi..
Karena engkau ratuku..
Sepanjanga masa yang mengejar..
Tak ada lagi kata cinta yang lain..
Selain padamu... dari rajamu ini..
Yang siap memberimu apa saja..
Yang kau ingin sekalipun nyawa ini..
Pandanglah singgasnamu...
Emas bertabur dengan megahnya..
Dengan rakyatnya yang mengawalmu..
TUnduk padamu karena kuasamu..
Yang indah bagaikan permata..
Yang cantik bagaikan seroja....
Seratus mahkotalah yang pantas...
TUk hiasi lembayungmu bagaikan sungai itu..
Tuk menambah indahmu..yang agung...
Dalam sucinya cinta dalam balutanmu..
Engkau malaikat yang suci di hati...
Ragamu indah dan tak henti kukagumi..
Karena engkau ratuku..
Sepanjanga masa yang mengejar..
Tak ada lagi kata cinta yang lain..
Selain padamu... dari rajamu ini..
Yang siap memberimu apa saja..
Yang kau ingin sekalipun nyawa ini..
Malam semakin larut..
Matamu yang indah..
Semakin lelah tuk berkedip..
Jangan paksakan tuk terbuka..
Biarkanlah semuanya istirahat..
Dan kembalilah pada tempatnya..
Kuingin antarkanmu ke impian kita..
Impian yang dirancang indah buatmu..
Tentang masa depan kita..
Tentang kehidupan kita nanti..
Yang kupandang baik dalam cinta..
Sayangku..
Tiada kata berlebihan yang akan kuucapkan..
Selain kata cinta yang slalu tercipta..
Bagimu cintaku yang sungguh-sungguh hadir..
TUk mengisi nyata dan mimpiku..
Tertidurlah sayangku...Moga mimpi indah..
Janganlah terjaga, karena bulan menemani..
Dan esokkan mentari menyongsongmu..
Matamu yang indah..
Semakin lelah tuk berkedip..
Jangan paksakan tuk terbuka..
Biarkanlah semuanya istirahat..
Dan kembalilah pada tempatnya..
Kuingin antarkanmu ke impian kita..
Impian yang dirancang indah buatmu..
Tentang masa depan kita..
Tentang kehidupan kita nanti..
Yang kupandang baik dalam cinta..
Sayangku..
Tiada kata berlebihan yang akan kuucapkan..
Selain kata cinta yang slalu tercipta..
Bagimu cintaku yang sungguh-sungguh hadir..
TUk mengisi nyata dan mimpiku..
Tertidurlah sayangku...Moga mimpi indah..
Janganlah terjaga, karena bulan menemani..
Dan esokkan mentari menyongsongmu..
Segarnya rerumputan..
Dan hijaunya pepohonan..
Smakin terasa indah karena cinta..
Setiap jejak langkah kaki ini..
Menukik tuk palingkan sgala gundah..
Demi menikmati dunia bersama cinta..
Rasa demi rasa yang makin tercipta..
Demi Cinta yang dijalani..
Lembut mengalir bagaikan air..
Dan kita takkan pernah tau...
Apakah cinta itu kan utuh slamanya...
Nikmati sajalah yang terjadi..
Biarkanlah sang waktu yang menjawab..
Cinta ini kan membelai hati kita..
TUk menjawab tanya dunia sang insan..
Kesungguhan tuk menyatu dalam nama cinta..
Selamanya kita takkan tau..
Apakah cinta itu utuh slamanya...
Dan hijaunya pepohonan..
Smakin terasa indah karena cinta..
Setiap jejak langkah kaki ini..
Menukik tuk palingkan sgala gundah..
Demi menikmati dunia bersama cinta..
Rasa demi rasa yang makin tercipta..
Demi Cinta yang dijalani..
Lembut mengalir bagaikan air..
Dan kita takkan pernah tau...
Apakah cinta itu kan utuh slamanya...
Nikmati sajalah yang terjadi..
Biarkanlah sang waktu yang menjawab..
Cinta ini kan membelai hati kita..
TUk menjawab tanya dunia sang insan..
Kesungguhan tuk menyatu dalam nama cinta..
Selamanya kita takkan tau..
Apakah cinta itu utuh slamanya...
Wahai insan yang disegarkan cinta..
Kalian tlah rasakan indahnya cinta..
Dan peluh kalian belum jatuh di atasnya..
Bisakah berikanku nasehat tuk brikan arti..
Tuk jadikan semuanya begitu baik adanya?
Apakah kupantas mencinta lagi.
Sejak berkali terjatuh dalam kegundahan..
DUnia mengutukku tuk tak mampu mencinta..
Padahal kumasih haus tuk rasakan semua..
Apakah ini akhir semuanya..
Doakanlah aku wahai semuanya..
Semoga aku temukan jiwaku yang tercungkil..
Dari lahirku yang terpisah darinya..
Kutak mampu berkata dengan apa-apa lagi..
Sayang, cinta dan asmara tlah lari...
Andaikata kumasih menginginkannya..
Biarkan saja kuhapus smua ini...
Dan cinta kan datang padaku tanpaku mencarinya..
Kalian tlah rasakan indahnya cinta..
Dan peluh kalian belum jatuh di atasnya..
Bisakah berikanku nasehat tuk brikan arti..
Tuk jadikan semuanya begitu baik adanya?
Apakah kupantas mencinta lagi.
Sejak berkali terjatuh dalam kegundahan..
DUnia mengutukku tuk tak mampu mencinta..
Padahal kumasih haus tuk rasakan semua..
Apakah ini akhir semuanya..
Doakanlah aku wahai semuanya..
Semoga aku temukan jiwaku yang tercungkil..
Dari lahirku yang terpisah darinya..
Kutak mampu berkata dengan apa-apa lagi..
Sayang, cinta dan asmara tlah lari...
Andaikata kumasih menginginkannya..
Biarkan saja kuhapus smua ini...
Dan cinta kan datang padaku tanpaku mencarinya..
Apakah aku ini...
Harus merasakan duka yang mendalam..
Hanya untuk menunggu dan terus menunggu..
Yang terkasih dalam peraduan masanya..
Tapi bukannya kulelah tuk menunggu..
Justru karena kucintainya..
Kutak pernah merasakan gundah itu..
Kuhanya takut.. dia terpisah tanpa kata..
Tiada alasan dan lari dari hidupku..
Oh..janganlah Tuhan...
Bunuh sajalah aku bila itu terjadi..
Jangan jadikanku sebuah pepatah siksa...
Bagaikan Punuk yang Rindukan bulan...
Kusungguh cintanya yang setia padanya..
Tak tega kulihat diriku merana lagi..
Sudah cukup kubercermin dalam kesengsaraan..
Kuingin bersamanya slalu..
Erat dalam pelukan sayangnya..
Menghindari semua duka demi dia..
Dia tlah kugapai, dan kuingin menyimpannya dalam..
Sekalipun dia harus pergi terlebih dahulu..
Bagaikan merpati putih, dia kan kembali lagi..
Harus merasakan duka yang mendalam..
Hanya untuk menunggu dan terus menunggu..
Yang terkasih dalam peraduan masanya..
Tapi bukannya kulelah tuk menunggu..
Justru karena kucintainya..
Kutak pernah merasakan gundah itu..
Kuhanya takut.. dia terpisah tanpa kata..
Tiada alasan dan lari dari hidupku..
Oh..janganlah Tuhan...
Bunuh sajalah aku bila itu terjadi..
Jangan jadikanku sebuah pepatah siksa...
Bagaikan Punuk yang Rindukan bulan...
Kusungguh cintanya yang setia padanya..
Tak tega kulihat diriku merana lagi..
Sudah cukup kubercermin dalam kesengsaraan..
Kuingin bersamanya slalu..
Erat dalam pelukan sayangnya..
Menghindari semua duka demi dia..
Dia tlah kugapai, dan kuingin menyimpannya dalam..
Sekalipun dia harus pergi terlebih dahulu..
Bagaikan merpati putih, dia kan kembali lagi..
Sudah...
Lelah aku terbuai semua..
Kutelah tertipu akan semuanya..
Semua dunia yang sia-sia..
Harapan yang menggelantung..
Membuat semuanya terbuang percuma..
BEgitu teganya..
Engkau membuang muka..
Setelah apa yang tlah dijalani..
Semuanya berantakan kau hancurkan..
Kau tega padaku...sungguh tega..
Kutakmenyangka cintamu samalah saja...
Palsu dan hanya semaumu...
Kutelah terluka lagi...
Dalam penantian yang mematikan ini...
Aku sudah tak berdaya..
Aku sudah tak bernyawa..
Pupus semua harapanku...
Kutak mau lagi mencinta..
Meskipun aku adalah pujangga..
Cintaku hanya tersurat..
Takkan pernah ada yang tersirat..
Lelah aku terbuai semua..
Kutelah tertipu akan semuanya..
Semua dunia yang sia-sia..
Harapan yang menggelantung..
Membuat semuanya terbuang percuma..
BEgitu teganya..
Engkau membuang muka..
Setelah apa yang tlah dijalani..
Semuanya berantakan kau hancurkan..
Kau tega padaku...sungguh tega..
Kutakmenyangka cintamu samalah saja...
Palsu dan hanya semaumu...
Kutelah terluka lagi...
Dalam penantian yang mematikan ini...
Aku sudah tak berdaya..
Aku sudah tak bernyawa..
Pupus semua harapanku...
Kutak mau lagi mencinta..
Meskipun aku adalah pujangga..
Cintaku hanya tersurat..
Takkan pernah ada yang tersirat..
Kusudah muak dengan semua...
Menunggu sesuatu yang sia-sia..
Salahkah aku mencintaimu tulus..
Kejamnya kau perlakukan aku..
Bagaikan seonggok bangkai tak berguna..
Kau campakkan aku dalam tong sampah..
Engkau meragukanku...
Engkau bosan pada sang waktu...
Kau jenuh, tapi apakah kau tak sadar..
Aku yang lama menunggumu..
Slalu sabar dalam ikatan janji itu..
Kuingin potong jemariku..
Yang telah berpaut dengan jemari...
Aku kecewa...
Kau tak mau dihubungi..
Kau tak mau lagi berbicara..
Kau diam dan selamanya diam..
Sudah saatnya aku bicara..
Selamanya keadaan ini tak termaafkan..
Sudah pergilah...kita putus saja...
Maafkan aku yang tak buatmu bahagia..
Dan trima kasih telah warnai duniaku..
Engkau terbaik...dan tetap kukenang slalu..
Dalam hati... meskipun kuterluka...
Menunggu sesuatu yang sia-sia..
Salahkah aku mencintaimu tulus..
Kejamnya kau perlakukan aku..
Bagaikan seonggok bangkai tak berguna..
Kau campakkan aku dalam tong sampah..
Engkau meragukanku...
Engkau bosan pada sang waktu...
Kau jenuh, tapi apakah kau tak sadar..
Aku yang lama menunggumu..
Slalu sabar dalam ikatan janji itu..
Kuingin potong jemariku..
Yang telah berpaut dengan jemari...
Aku kecewa...
Kau tak mau dihubungi..
Kau tak mau lagi berbicara..
Kau diam dan selamanya diam..
Sudah saatnya aku bicara..
Selamanya keadaan ini tak termaafkan..
Sudah pergilah...kita putus saja...
Maafkan aku yang tak buatmu bahagia..
Dan trima kasih telah warnai duniaku..
Engkau terbaik...dan tetap kukenang slalu..
Dalam hati... meskipun kuterluka...
Oh TUhan..
Semalaman aku menangis lagi..
Dunia meratap aku dengan tawa..
Hari seakan menjadi kesialan..
Yang takkan pernah kulupakan...
Hari ini dadaku remuk..
Hatiku hancur tiada bentuk..
Aku merana dalam kehancuran..
Aku tak dapat berkata dalam cinta..
Aku muak!! Aku hancur!!!
Aku telah kehilangan semuanya...
Aku merana...kecewa tiada tara...
Aku berduka...amat terluka...
Dunia tertawalah keras..
Agar kujua dapat menertawakan nasib ini..
Yang terus menerus menusukku dengan keras..
Begitu kejam...kejamnya...
Kutakkan pernah mau lagi..
Ucapkan cinta...karena kutakut menderita..
Kutak mau...kuhancur sudah..
Selamanya cinta ini kan kupendam..
Siapa lagi yang mau membuka hatiku..?
Harus sungguh mampu melelehkannya...
Karena pintu hati ini telah beku...
Tertutup erat untuk cinta..
Biarkanlah cinta ku terlihat dari sikap..
Takkan pernah ada yang akan kuucapkan..
Untuk cinta...apalagi tuk katakan cinta..
Selamanya.....
Semalaman aku menangis lagi..
Dunia meratap aku dengan tawa..
Hari seakan menjadi kesialan..
Yang takkan pernah kulupakan...
Hari ini dadaku remuk..
Hatiku hancur tiada bentuk..
Aku merana dalam kehancuran..
Aku tak dapat berkata dalam cinta..
Aku muak!! Aku hancur!!!
Aku telah kehilangan semuanya...
Aku merana...kecewa tiada tara...
Aku berduka...amat terluka...
Dunia tertawalah keras..
Agar kujua dapat menertawakan nasib ini..
Yang terus menerus menusukku dengan keras..
Begitu kejam...kejamnya...
Kutakkan pernah mau lagi..
Ucapkan cinta...karena kutakut menderita..
Kutak mau...kuhancur sudah..
Selamanya cinta ini kan kupendam..
Siapa lagi yang mau membuka hatiku..?
Harus sungguh mampu melelehkannya...
Karena pintu hati ini telah beku...
Tertutup erat untuk cinta..
Biarkanlah cinta ku terlihat dari sikap..
Takkan pernah ada yang akan kuucapkan..
Untuk cinta...apalagi tuk katakan cinta..
Selamanya.....
Aku kehilangan kamu..
Kamu yang aku sayangi....
Tega mencampakkan aku dalam api..
Tak terpikirkan bahwaku tersiksa..
Kau...kau yang aku cinta..
Tak pernah mau mengerti sedikit saja..
Menghilang dalam kata yang palsu..
Dan lenyap dalam kata perpisahan..
Kau kejam..kau sungguh kejam...
AKu yang merana dalam putus asa..
Tak pernah meragukan engkau...
Tapi kenapa...kau meragukan daku...
Salahkah aku..bilaku meraba kebutaanku?
Agar kutahu..di mana rabunku...
Aku tlah hilang dalam kehancuran..
Jangan harapkan aku lagi..
Penantian dahulu terbuang sia-sia..
Kita terpisah dan slamanya terpisah..
Karena kau tak percaya...
Bahwa aku sungguh mencintaimu...
Selamat tinggal sayang...
Carilah pengganti diriku yang lebih baik..
Daripada aku, orang yang paling hina ini...
Kamu yang aku sayangi....
Tega mencampakkan aku dalam api..
Tak terpikirkan bahwaku tersiksa..
Kau...kau yang aku cinta..
Tak pernah mau mengerti sedikit saja..
Menghilang dalam kata yang palsu..
Dan lenyap dalam kata perpisahan..
Kau kejam..kau sungguh kejam...
AKu yang merana dalam putus asa..
Tak pernah meragukan engkau...
Tapi kenapa...kau meragukan daku...
Salahkah aku..bilaku meraba kebutaanku?
Agar kutahu..di mana rabunku...
Aku tlah hilang dalam kehancuran..
Jangan harapkan aku lagi..
Penantian dahulu terbuang sia-sia..
Kita terpisah dan slamanya terpisah..
Karena kau tak percaya...
Bahwa aku sungguh mencintaimu...
Selamat tinggal sayang...
Carilah pengganti diriku yang lebih baik..
Daripada aku, orang yang paling hina ini...
Siang kapankah engkau datang...?
Kusudah merindukan sinarmu...
Pagi yang cerah tak kunjung datang..
Bahkan semakin jauh dari inginku...
Aku kau anggap tak ada lagi..
Padahal kuslalu mengharapkan engkau..
Mungkin memang salahku..
Semua ini harus terjadi..
Karena aku manusia yang hina..
Kesempurnaan jauh dari benakku..
Aku tak punya apa-apa..
Hanya sebutir cinta yang suci...
Yang ingin kuberikan padamu..
Sayangnya...
Semua telah terlambat..
Panenan layu sebelum dituai...
Kutelah layu dalam keputusasaan..
Aku menangis...dalam kegundahan..
AKu tak sanggup lagi...
Aku tak sanggup lagi..
Aku gelap kembali...gelap dan gelap...
Kusudah merindukan sinarmu...
Pagi yang cerah tak kunjung datang..
Bahkan semakin jauh dari inginku...
Aku kau anggap tak ada lagi..
Padahal kuslalu mengharapkan engkau..
Mungkin memang salahku..
Semua ini harus terjadi..
Karena aku manusia yang hina..
Kesempurnaan jauh dari benakku..
Aku tak punya apa-apa..
Hanya sebutir cinta yang suci...
Yang ingin kuberikan padamu..
Sayangnya...
Semua telah terlambat..
Panenan layu sebelum dituai...
Kutelah layu dalam keputusasaan..
Aku menangis...dalam kegundahan..
AKu tak sanggup lagi...
Aku tak sanggup lagi..
Aku gelap kembali...gelap dan gelap...
Sayang........
Dengarkanlah..
Kita tak mungkin lagi kembali..
Sekalipun engkau meminta lagi..
Kutak mau dan tak ada lagi..
Karena kusudah terlanjur sakit..
Dukaku dalam dan tak tertahankan..
Semalaman kutangiskan semua..
Kutangiskan kamu, dunia dan nasibku..
Tapi haruslah kamu tau..
Sampai kapanpun jua..aku ini..
Selalu sayang padamu meskipun kau merayu..
Kau tak tau isi hatiku yang sesungguhnya..
Padahal kau tau kuhanya milikmu seorang..
Engkau telah buang aku mentah-mentah..
Dan kehidupanmu telah terhapus dariku..
Namun kubangga bisa mencintaimu..
Karena dikau tiada menuntut apapun...
Kutau apa yang kau rasa...
JEnuh dan keluh karena jarak yang ini..
Terlalu kuat dan terjal untuk didaki..
Semuanya berduka..tapi kuslalu tersenyum..
Karena kukan bahagia bila melihat kau bahagia..
MEskipun itu, bukanlah aku yang membahagiakanmu..
Aku cinta kamu meskipun tak memilikimu..
Ingatlah itu....
Dengarkanlah..
Kita tak mungkin lagi kembali..
Sekalipun engkau meminta lagi..
Kutak mau dan tak ada lagi..
Karena kusudah terlanjur sakit..
Dukaku dalam dan tak tertahankan..
Semalaman kutangiskan semua..
Kutangiskan kamu, dunia dan nasibku..
Tapi haruslah kamu tau..
Sampai kapanpun jua..aku ini..
Selalu sayang padamu meskipun kau merayu..
Kau tak tau isi hatiku yang sesungguhnya..
Padahal kau tau kuhanya milikmu seorang..
Engkau telah buang aku mentah-mentah..
Dan kehidupanmu telah terhapus dariku..
Namun kubangga bisa mencintaimu..
Karena dikau tiada menuntut apapun...
Kutau apa yang kau rasa...
JEnuh dan keluh karena jarak yang ini..
Terlalu kuat dan terjal untuk didaki..
Semuanya berduka..tapi kuslalu tersenyum..
Karena kukan bahagia bila melihat kau bahagia..
MEskipun itu, bukanlah aku yang membahagiakanmu..
Aku cinta kamu meskipun tak memilikimu..
Ingatlah itu....
AKu sudah buang kunci hatiku...
Dan biarkanlah siapapun yang mencarinya..
Temukan kunci itu tuk membukanya..
Selama kunci itu tak didapati...
Jangan harapkan pintu ini kan terbuka..
Karena kutakut, penghuninya buatku berantakan..
Kutlah sisakan segala hidupku..
TUk mengorbankan jiwa dan ragaku..
Demi cinta yang telah terjalin..
Tapi nyatanya...semua berubah..
Dia berpaling dariku..
Dia jenuh pada cintaku...
Apa yang hendak dikata...?
Semua telah terjawab..
Aku takkan bisa mencintai lagi..
Meskipun 1000 wanita menggoda...
Tak mungkin satupun yang masuk ke hatiku..
Karena kuncinya telah kubuang..
Kubuang jauh di dasar samudera..
Jangan kau buang-buang waktumu..
Carilah kebahagiaanmu...bukan dariku..
Biarkan sajalah aku merana...
Dan biarkanlah siapapun yang mencarinya..
Temukan kunci itu tuk membukanya..
Selama kunci itu tak didapati...
Jangan harapkan pintu ini kan terbuka..
Karena kutakut, penghuninya buatku berantakan..
Kutlah sisakan segala hidupku..
TUk mengorbankan jiwa dan ragaku..
Demi cinta yang telah terjalin..
Tapi nyatanya...semua berubah..
Dia berpaling dariku..
Dia jenuh pada cintaku...
Apa yang hendak dikata...?
Semua telah terjawab..
Aku takkan bisa mencintai lagi..
Meskipun 1000 wanita menggoda...
Tak mungkin satupun yang masuk ke hatiku..
Karena kuncinya telah kubuang..
Kubuang jauh di dasar samudera..
Jangan kau buang-buang waktumu..
Carilah kebahagiaanmu...bukan dariku..
Biarkan sajalah aku merana...
Tak kuasa kuingat kenangan itu..
Kenangan indah pada saat kau di sisi..
Kita berbagi canda dan suka..
Dan melewati asa dan duka..
Akankah semua itu terulang kembali..?
Setelah kau pergi..
Kau membawakan luka yang perih..
Kau buatku menangis tersedu-sedu..
Hingga orang-orang menganggapku gila..
Haruskah aku menangisimu??
Kau telah ingkari janji kita...
Kau telah berubah..
Kau tak percaya aku setia..
Kau meragukanku...aku tak baik di matamu..
Aku sakit...sakit sekali...
Selama kau masih terkenang..
Selama itu pula malam kuslalu menangis..
Hingga tak ada lagi air mata ini..
Saat itulah kusungguh akan melupakanmu...
Oh...betapa malangnya nasibku..
Kenangan indah pada saat kau di sisi..
Kita berbagi canda dan suka..
Dan melewati asa dan duka..
Akankah semua itu terulang kembali..?
Setelah kau pergi..
Kau membawakan luka yang perih..
Kau buatku menangis tersedu-sedu..
Hingga orang-orang menganggapku gila..
Haruskah aku menangisimu??
Kau telah ingkari janji kita...
Kau telah berubah..
Kau tak percaya aku setia..
Kau meragukanku...aku tak baik di matamu..
Aku sakit...sakit sekali...
Selama kau masih terkenang..
Selama itu pula malam kuslalu menangis..
Hingga tak ada lagi air mata ini..
Saat itulah kusungguh akan melupakanmu...
Oh...betapa malangnya nasibku..
Aku gila...
Aku telah hancur..
Semuanya musnah..
Harapanku sirna..
Aku tak berdaya...
Aku menangisi semua..
Tak lagi bahagia...
Aku lenyap..
Aku dalam gelap..
Hancur sudah..
Semua sia-sia...
Kutak mau lagi..
Melihat dirimu..
Meskipun kau slalu ada..
Dalam ingatan kecilku..
Sudah cukup..
Aku berkata..
Mengakhiri puisi..
Cinta yang ada...
Semuanya palsu...
Ratusan puisi..
Hanya omong kosong..
Kutak ada cinta lagi..
Aku gila..aku gila...!!
Aku telah hancur..
Semuanya musnah..
Harapanku sirna..
Aku tak berdaya...
Aku menangisi semua..
Tak lagi bahagia...
Aku lenyap..
Aku dalam gelap..
Hancur sudah..
Semua sia-sia...
Kutak mau lagi..
Melihat dirimu..
Meskipun kau slalu ada..
Dalam ingatan kecilku..
Sudah cukup..
Aku berkata..
Mengakhiri puisi..
Cinta yang ada...
Semuanya palsu...
Ratusan puisi..
Hanya omong kosong..
Kutak ada cinta lagi..
Aku gila..aku gila...!!
Air mata mengakhiri semua..
Dan kematian kan kunjung mengawali..
Di atas kertas virtual ini aku berkata..
Sudah habis kata tuk ungkapkan cinta..
Aku tak berdaya dalam berkata..
Semua musnah..dan aku hilang..
Terima kasih atas semua..
Teman-Teman yang setia membaca..
Ikut mengalun dalam indahnya cinta..
Tapi ini adalah akhir semua..
Kita akan berpisah dalam segalanya..
Waktu, hidup dan semuanya...
SElamat TInggal...puisiku..
Kawanku...sobatku...
Dan dikau...yang menyakiti aku..
Selamat tinggal...terima kasih..
Aku tak menulis lagi......
Dan kematian kan kunjung mengawali..
Di atas kertas virtual ini aku berkata..
Sudah habis kata tuk ungkapkan cinta..
Aku tak berdaya dalam berkata..
Semua musnah..dan aku hilang..
Terima kasih atas semua..
Teman-Teman yang setia membaca..
Ikut mengalun dalam indahnya cinta..
Tapi ini adalah akhir semua..
Kita akan berpisah dalam segalanya..
Waktu, hidup dan semuanya...
SElamat TInggal...puisiku..
Kawanku...sobatku...
Dan dikau...yang menyakiti aku..
Selamat tinggal...terima kasih..
Aku tak menulis lagi......
Telah aku sadari..
Bahwa semuanya sia-sia..
Kubersedihpun tiada guna..
Hanya sesal yang lekat di dada..
Akankah semua ini mecoba...
TUk kembali raih semua hidupku..
Kenangan indah...
Menyelimuti diriku..
Dibalik hitamnya lembaran kusam...
Yang berikan arti ataukah hinaan...
Sejatinya..
Hidupku luas bagai samudera..
Kutak pernah lelah kejar impian..
Apapun lagi tuk menyesali..
Telah buat jiwaku terluka..
Namun tetap mampu hidup..
Karena kuingin mecari semua dalam hidup..
Bahwa semuanya sia-sia..
Kubersedihpun tiada guna..
Hanya sesal yang lekat di dada..
Akankah semua ini mecoba...
TUk kembali raih semua hidupku..
Kenangan indah...
Menyelimuti diriku..
Dibalik hitamnya lembaran kusam...
Yang berikan arti ataukah hinaan...
Sejatinya..
Hidupku luas bagai samudera..
Kutak pernah lelah kejar impian..
Apapun lagi tuk menyesali..
Telah buat jiwaku terluka..
Namun tetap mampu hidup..
Karena kuingin mecari semua dalam hidup..
Kuingat akan pesan sahabatku..
Yang berikan aku sebuah arti..
Bahwa cinta itu tak menyakiti..
Cinta itu tak pernah menyesali..
Karena dia datang buatmu hidup..
Kumelihat cinta-cinta itu bertaburan..
Berkelipan bagaikan mutiara dunia..
Yang bertebaran di langit angkasa..
Yang semua kan runtuh bila kuinginkan..
Sesuatu berada...
Muncul cinta dalam petaka...
Rupanya sungguh dia nyata..
Bahwa cinta yang lain itu nyata..
Dan tak mungkin harus kubegini saja..
TUk ingkari kenyataan yang terjadi...
Tenanglah sobat...
Aku baik-baik saja..
AKu takkan mati karena ini saja..
Aku masih mampu berdiri..
MEnahan perih dalam perjalanan..
Karena ada cinta lain yang menunggu..
DI sana, tempat aku terbaring...
Yang berikan aku sebuah arti..
Bahwa cinta itu tak menyakiti..
Cinta itu tak pernah menyesali..
Karena dia datang buatmu hidup..
Kumelihat cinta-cinta itu bertaburan..
Berkelipan bagaikan mutiara dunia..
Yang bertebaran di langit angkasa..
Yang semua kan runtuh bila kuinginkan..
Sesuatu berada...
Muncul cinta dalam petaka...
Rupanya sungguh dia nyata..
Bahwa cinta yang lain itu nyata..
Dan tak mungkin harus kubegini saja..
TUk ingkari kenyataan yang terjadi...
Tenanglah sobat...
Aku baik-baik saja..
AKu takkan mati karena ini saja..
Aku masih mampu berdiri..
MEnahan perih dalam perjalanan..
Karena ada cinta lain yang menunggu..
DI sana, tempat aku terbaring...
Aku gembira..
Gegap gempita bergelora..
Akhirnya kumampu lupakan dia ..
Hanya sekejap mata kukatakan..
Bahwaku tlah tak mencintainya..
Dia yang sakiti aku dalam jauh..
MEnelantarkanku dan tak terlupakan..
Ada juga malaikat TUhan yang turun..
TUk buat sgalanya indah..
Memberikan harapan pasti semua..
Meskipun status apapun menempel padaku..
Kutak peduli yang dikatakan dunia..
Dia, mereka dan semuanya..
Sebaik teman wanitaku yang slalu bersama..
MEnghidur dukaku yang membeku...
Teman wanita yang datang sekejap..
Namun lama bercerita dan berbagi semua..
Mampu hapuskan kesedihan karena gejolak..
Mampu iyakan semua luka karena hikmahnya..
Menyatakan suatu arti...
Bahwa masih ada jalan keluarnya...
Tuk lepaskan semua duka, dan kembali bercinta..
Andai saja dia tau.. kumulai suka padanya..
Karena dia menghiburku, semua dukaku..
Gegap gempita bergelora..
Akhirnya kumampu lupakan dia ..
Hanya sekejap mata kukatakan..
Bahwaku tlah tak mencintainya..
Dia yang sakiti aku dalam jauh..
MEnelantarkanku dan tak terlupakan..
Ada juga malaikat TUhan yang turun..
TUk buat sgalanya indah..
Memberikan harapan pasti semua..
Meskipun status apapun menempel padaku..
Kutak peduli yang dikatakan dunia..
Dia, mereka dan semuanya..
Sebaik teman wanitaku yang slalu bersama..
MEnghidur dukaku yang membeku...
Teman wanita yang datang sekejap..
Namun lama bercerita dan berbagi semua..
Mampu hapuskan kesedihan karena gejolak..
Mampu iyakan semua luka karena hikmahnya..
Menyatakan suatu arti...
Bahwa masih ada jalan keluarnya...
Tuk lepaskan semua duka, dan kembali bercinta..
Andai saja dia tau.. kumulai suka padanya..
Karena dia menghiburku, semua dukaku..
Seandainya waktu itu tiada..
Dan aku takkan menunggu..
Kutakkan begini merana..
Seandainya jarak itu tiada..
Dan kami tak terpisah..
Kutakkan merasakan luka ini..
Seandainya saja tak ada dia..
Dan aku tak mengenal dia..
Pasti sesak ini tiada rasa..
Tapi semuanya itu..
Haruslah terjadi..
Tiada satu jua yang tau..
Karena Sang Kuasa menginginkannya..
Agarku semakin kuat dalam cinta..
Dan mampu bertahan dalam sgala rasa..
Seandainya kami tetap bersatu..
Dan tak ada kata berpisah..
Akhir bahagia ini, pasti kuraih...
Dan aku takkan menunggu..
Kutakkan begini merana..
Seandainya jarak itu tiada..
Dan kami tak terpisah..
Kutakkan merasakan luka ini..
Seandainya saja tak ada dia..
Dan aku tak mengenal dia..
Pasti sesak ini tiada rasa..
Tapi semuanya itu..
Haruslah terjadi..
Tiada satu jua yang tau..
Karena Sang Kuasa menginginkannya..
Agarku semakin kuat dalam cinta..
Dan mampu bertahan dalam sgala rasa..
Seandainya kami tetap bersatu..
Dan tak ada kata berpisah..
Akhir bahagia ini, pasti kuraih...
Lihatlah..
Aku hingga kini masih bernafas..
Aku hingga kini masih menulis..
Tapi kenapa kematian yang kutunggu..
Tak jua datang tuk dapati aku..
Kini kusadari..
Kata-kataku berlebihan..
Bahwa kukan mati bila tiada dia...
Aku naif akan hidup..
Dan aku masih kecil di antara kebesaran..
Aku malu pada dunia..
Bahwa sempit nian otakku ini..
Tanpa dia aku masih hidup..
Kujua masih dapat merajut waktu..
TUk cari yang terindah di lain jalan..
Kudapat menggapai semuanya itu..
Sungguh, sesalku bukan padanya..
Tapi padaku yang terlalu berikan..
Berikan cinta ini penuh padanya..
Di waktu berbeda..
Takkan kuberikan cinta ini sepenuhnya..
Agar kutak terlalu berfikir tuk mati saja...
Aku hingga kini masih bernafas..
Aku hingga kini masih menulis..
Tapi kenapa kematian yang kutunggu..
Tak jua datang tuk dapati aku..
Kini kusadari..
Kata-kataku berlebihan..
Bahwa kukan mati bila tiada dia...
Aku naif akan hidup..
Dan aku masih kecil di antara kebesaran..
Aku malu pada dunia..
Bahwa sempit nian otakku ini..
Tanpa dia aku masih hidup..
Kujua masih dapat merajut waktu..
TUk cari yang terindah di lain jalan..
Kudapat menggapai semuanya itu..
Sungguh, sesalku bukan padanya..
Tapi padaku yang terlalu berikan..
Berikan cinta ini penuh padanya..
Di waktu berbeda..
Takkan kuberikan cinta ini sepenuhnya..
Agar kutak terlalu berfikir tuk mati saja...
Hai semuanya..
Dapatkah kau ajarkan aku..
Bagaimana mencinta dan dicinta??
Karena kutak ada jalan kedua..
Bila kuputus cinta dalam mencinta...
Bila kutak merasa bila dicinta..
BErikan lah aku sebuah titik..
Agar kudapat melihat ke celahnya..
Bahwa dibalik semua ada sinarnya..
Seketika terpercik badai di dunia..
Ikatlah aku erat di pepohonan..
Agar kutak terbawa dalam derasnya topan..
Hai semuanya...
Tunjukkanlah padaku satu arti..
Akankah kumerajut kembali semuanya..
Sejak aku tak mau hidup karena cinta..
Sejak aku tak dapati arti dalam semua..
Kuingin seorang yang mampu tunjukkan itu..
Pun dia mampu buka hati..
Kan kujaga dia dan kusimpan dalam hati..
Dapatkah kau ajarkan aku..
Bagaimana mencinta dan dicinta??
Karena kutak ada jalan kedua..
Bila kuputus cinta dalam mencinta...
Bila kutak merasa bila dicinta..
BErikan lah aku sebuah titik..
Agar kudapat melihat ke celahnya..
Bahwa dibalik semua ada sinarnya..
Seketika terpercik badai di dunia..
Ikatlah aku erat di pepohonan..
Agar kutak terbawa dalam derasnya topan..
Hai semuanya...
Tunjukkanlah padaku satu arti..
Akankah kumerajut kembali semuanya..
Sejak aku tak mau hidup karena cinta..
Sejak aku tak dapati arti dalam semua..
Kuingin seorang yang mampu tunjukkan itu..
Pun dia mampu buka hati..
Kan kujaga dia dan kusimpan dalam hati..
Aku lelah tuk tertidur..
Aku muak tuk menutup mata..
Aku rindu tuk menyicipi cinta..
Dan aku tak ingin begini terus..
Kuharus tegar bagaikan karang..
Yang tetap kokoh meski terhempas ombak..
Kuingin jadi lembah dan gunung..
Yang tak tergeser meski gempa merajamnya..
Dan kuingin terbang tinggi bagaikan burung..
Dan kembali pulang, pada sangkar tuk hidup..
Aku tlah bangkit dari patah hati..
KArena cinta lain menunggu aku..
Menunggu bagian yang ingin kubrikan..
Dan berharap dapatkan sedikit saja..
Sedikit..tapi bila kutau dia merasa..
Kan kuberikan lebih dari apa yang dimintainya..
Aku muak tuk menutup mata..
Aku rindu tuk menyicipi cinta..
Dan aku tak ingin begini terus..
Kuharus tegar bagaikan karang..
Yang tetap kokoh meski terhempas ombak..
Kuingin jadi lembah dan gunung..
Yang tak tergeser meski gempa merajamnya..
Dan kuingin terbang tinggi bagaikan burung..
Dan kembali pulang, pada sangkar tuk hidup..
Aku tlah bangkit dari patah hati..
KArena cinta lain menunggu aku..
Menunggu bagian yang ingin kubrikan..
Dan berharap dapatkan sedikit saja..
Sedikit..tapi bila kutau dia merasa..
Kan kuberikan lebih dari apa yang dimintainya..
Siapapun jua cintaku..
Siapapun jua sayangku..
Dengarlah aku berharap..
Karena kusungguh mencari..
Arti cinta yang sebelumnya pecah..
Arti cinta yang begitu sesungguhnya..
Air mataku yang terjatuh..
Biarkanlah menjadi cucuran langit..
Yang membasahi bumi hatiku..
Yang banjir akan darah luka..
Dan terkikis karena sakit rasanya..
Siapapun jua cintaku..
Siapapun jua sayangku..
Tabahkanlah perasaanku ini..
Agar kutak lagi berduka..
Dan semua ini berhenti segera...
Dan kukan mencintaimu sungguh..
Sepenuh hatiku...... kumohon.....
Siapapun jua sayangku..
Dengarlah aku berharap..
Karena kusungguh mencari..
Arti cinta yang sebelumnya pecah..
Arti cinta yang begitu sesungguhnya..
Air mataku yang terjatuh..
Biarkanlah menjadi cucuran langit..
Yang membasahi bumi hatiku..
Yang banjir akan darah luka..
Dan terkikis karena sakit rasanya..
Siapapun jua cintaku..
Siapapun jua sayangku..
Tabahkanlah perasaanku ini..
Agar kutak lagi berduka..
Dan semua ini berhenti segera...
Dan kukan mencintaimu sungguh..
Sepenuh hatiku...... kumohon.....
Engkau..
Yang telah merusak hatiku..
Yang telah layukan kembangku...
Membawa hama-hama kehancuran..
Membuat aku merana dalam gelap.
Buatku berhenti menghela nafas..
Karena sesak yang kau berikan.
Kau lempar aku jauh..
Dengan alasan yang tak jelas..
Kau keluarkan semua kebencian..
Dan aku yang tak mengerti..
Mati tertembak oleh amarahmu..
Sungguh, aku jua benci..
Maafkan aku tlah berkata rindu..
Dan buatku berubah haluan..
Dan kuingkari semua janji kita..
Karena kau tlah tinggalkan aku...
Kutakkan rindukan kamu lagi..
Selamanya, namamu membekas di hati..
Yang telah merusak hatiku..
Yang telah layukan kembangku...
Membawa hama-hama kehancuran..
Membuat aku merana dalam gelap.
Buatku berhenti menghela nafas..
Karena sesak yang kau berikan.
Kau lempar aku jauh..
Dengan alasan yang tak jelas..
Kau keluarkan semua kebencian..
Dan aku yang tak mengerti..
Mati tertembak oleh amarahmu..
Sungguh, aku jua benci..
Maafkan aku tlah berkata rindu..
Dan buatku berubah haluan..
Dan kuingkari semua janji kita..
Karena kau tlah tinggalkan aku...
Kutakkan rindukan kamu lagi..
Selamanya, namamu membekas di hati..
Kau tlah rubah aku..
Kau tlah mengosongkan hariku.
Kau buat aku menangis..
Dan kau hancurkan impianku..
Cintaku tlah berubah padamu..
Dari bara asmara yang indah..
Menjadi lahar amarah yang panas..
Membakar semua tentang dirimu...
Kau... tak lagi di hati..
Kau melepaskan dirimu dariku..
Kau tak mencintai aku lagi..
Lihat sampah ini kau buang..
Membuasuk di dunia yang kelam..
Selamanya cinta ini bukan lagi cinta..
Kau takkan kucintai selamanya..
KArena cinta ini menjadi benci..
Yang amat besar padamu..
Sebesar rasa sayangku dulu..
Yang kau bayar dengan kedukaan...
Kau tlah mengosongkan hariku.
Kau buat aku menangis..
Dan kau hancurkan impianku..
Cintaku tlah berubah padamu..
Dari bara asmara yang indah..
Menjadi lahar amarah yang panas..
Membakar semua tentang dirimu...
Kau... tak lagi di hati..
Kau melepaskan dirimu dariku..
Kau tak mencintai aku lagi..
Lihat sampah ini kau buang..
Membuasuk di dunia yang kelam..
Selamanya cinta ini bukan lagi cinta..
Kau takkan kucintai selamanya..
KArena cinta ini menjadi benci..
Yang amat besar padamu..
Sebesar rasa sayangku dulu..
Yang kau bayar dengan kedukaan...
Telah terbesir deru ombak..
DI tepian pantai yang terdengar..
Begitu sepoi melambai tenang..
Sang bayu yang kian berterangan...
Membisik lembut di sanubari...
Yang kian terpancar...
Begitu syahdu hingga di lubuk hati..
Goresan nama yang kuukirkan..
Di sela-sela serbuk pasir di pantai..
Terhapus demi satu menghilang..
Bagaikan tertelan ombak yang berkeriapan...
Pandanganku terarah di seberang sana..
Tempat kau beradu di segara perantauan..
Yang kutunggu hadirnya di sisi hati..
Sedang kembali aku terdiam..
Hatiku berbisik lembuk bak senandung...
Tuk hibur laraku yang meradang...
Jadi terbuai bagaikan terbang dalam anganan..
KEmbalikan aku padanya, bila waktu bisa..
Menuai bibit cinta yang tertanam dulu..
Memanen rasa yang tlah menguning..
Dan menabur kembali cinta itu di hatinya..
DI tepian pantai yang terdengar..
Begitu sepoi melambai tenang..
Sang bayu yang kian berterangan...
Membisik lembut di sanubari...
Yang kian terpancar...
Begitu syahdu hingga di lubuk hati..
Goresan nama yang kuukirkan..
Di sela-sela serbuk pasir di pantai..
Terhapus demi satu menghilang..
Bagaikan tertelan ombak yang berkeriapan...
Pandanganku terarah di seberang sana..
Tempat kau beradu di segara perantauan..
Yang kutunggu hadirnya di sisi hati..
Sedang kembali aku terdiam..
Hatiku berbisik lembuk bak senandung...
Tuk hibur laraku yang meradang...
Jadi terbuai bagaikan terbang dalam anganan..
KEmbalikan aku padanya, bila waktu bisa..
Menuai bibit cinta yang tertanam dulu..
Memanen rasa yang tlah menguning..
Dan menabur kembali cinta itu di hatinya..
Seputih kain yang bersih...
Hati ini terpancar darinya...
Bak cahya yang terang benderang..
Silaunya butakan jiwaku...
Kutlah lama tak temukan pujaan..
Yang setia, tiada noda...
Indahnya cita dan cinta..
Membahana jadi satu bagaikan piano..
Yang tak bersahaja pabila tiada satunya..
Terpisah antara hitam dan putih..
Begitu jua anggunnya rasa ini...
Membahana pula dalam satu cinta..
Terkait dalam ikatan mesra..
Yang tak kunjung terputus karena hati..
Yang terikat tlah satu dalam misteri..
Habisnya tiada lagi, indahnyalah tampak..
Seakan bumi dan langit milik berdua..
Pabila cinta tlah jadi satu rekatnya..
Butiran mutiara bak kilauan saja..
Merebah keindahan yang tiada taranya..
Rasa ini, tak mungkin kulupakan..
Hati ini terpancar darinya...
Bak cahya yang terang benderang..
Silaunya butakan jiwaku...
Kutlah lama tak temukan pujaan..
Yang setia, tiada noda...
Indahnya cita dan cinta..
Membahana jadi satu bagaikan piano..
Yang tak bersahaja pabila tiada satunya..
Terpisah antara hitam dan putih..
Begitu jua anggunnya rasa ini...
Membahana pula dalam satu cinta..
Terkait dalam ikatan mesra..
Yang tak kunjung terputus karena hati..
Yang terikat tlah satu dalam misteri..
Habisnya tiada lagi, indahnyalah tampak..
Seakan bumi dan langit milik berdua..
Pabila cinta tlah jadi satu rekatnya..
Butiran mutiara bak kilauan saja..
Merebah keindahan yang tiada taranya..
Rasa ini, tak mungkin kulupakan..
Duhai kasih..
Maafkanlah aku yang tak percaya..
Bahwa kau sungguh cintai aku..
Bahwa kau sungguh menunggu aku..
Karena setitik, engkau terluka..
Aku menyesali karena lemahnya aku..
Aku hina dan telanjang dalam malu..
Hilangnya sadarku akan rasa ini..
Buatku tersakit, dan mati dalam kesedihan..
Dia yang kau anggap sahabat..
Teganya berbual tuk pisahkan kita..
Mengucapkan dusta besar yang meretakkan..
Apalah daya kuhanya manusia..
Yang takut kehilangan dikau, sang bidadariku...
Kuamat sedih, dan air mataku berlinang..
Pabila kau lari dan berpaling dariku...
Itulah yang kurasa..
Kutak jua menyadari..
Sungguh engkau, engkaulah cintaku..
Yang tak pernah bosan mencintaiku..
Yang tak pernah bosan menungguku..
Aku yang nyaris melupakanmu..
Karena alasan dari sahabat baikmu...
Tlah dustai engkau, hampir memisahkan kita..
Sesalku membahana seraya ucapkan kata...
Maafkan aku... maafkan aku...
Maafkanlah aku yang tak percaya..
Bahwa kau sungguh cintai aku..
Bahwa kau sungguh menunggu aku..
Karena setitik, engkau terluka..
Aku menyesali karena lemahnya aku..
Aku hina dan telanjang dalam malu..
Hilangnya sadarku akan rasa ini..
Buatku tersakit, dan mati dalam kesedihan..
Dia yang kau anggap sahabat..
Teganya berbual tuk pisahkan kita..
Mengucapkan dusta besar yang meretakkan..
Apalah daya kuhanya manusia..
Yang takut kehilangan dikau, sang bidadariku...
Kuamat sedih, dan air mataku berlinang..
Pabila kau lari dan berpaling dariku...
Itulah yang kurasa..
Kutak jua menyadari..
Sungguh engkau, engkaulah cintaku..
Yang tak pernah bosan mencintaiku..
Yang tak pernah bosan menungguku..
Aku yang nyaris melupakanmu..
Karena alasan dari sahabat baikmu...
Tlah dustai engkau, hampir memisahkan kita..
Sesalku membahana seraya ucapkan kata...
Maafkan aku... maafkan aku...
Subscribe to:
Posts (Atom)